Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi I DPR RI Sukamta menilai perlu evaluasi bersama terkait alat utama sistem senjata (alutsista) Indonesia pascakejadian KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan Bali bagian Utara pada Rabu (21/4).

"Terkait dengan tenggelamnya KRI Nanggala-402, bukan bermaksud mendahului penyelidikan mengenai belum ditemukannya kapal selam tersebut, namun Komisi I DPR, sangat konsen terhadap pembaharuan, peremajaan alutsista pertahanan Indonesia," kata Sukamta di Jakarta, Kamis.

Dia menilai peremajaan alutsista pertahanan Indonesia itu, selain untuk bertujuan menjaga kedaulatan Indonesia, tujuan lainnya adalah agar tidak lagi terjadi kecelakaan-kecelakaan ketika dioperasikan bisa menimbulkan korban jiwa.

Menurut dia, terlalu mahal harga nyawa anggota TNI apalagi negara berkewajiban melindungi seluruh tumpah darah Indonesia.

Baca juga: Komisi I: kejadian KRI Nanggala sinyal perlu peremajaan Alutsista

"Jangan mereka menjadi korban akibat kelalaian peremajaan alutsista kita, justru di saat latihan," ujarnya.

Sukamta mengatakan pernyataannya tersebut cukup beralasan karena secara resmi Kapal KRI Nanggala-402 menjadi bagian dari alutsista pertahanan Indonesia sejak tahun 1981.

Kapal selam tersebut merupakan satu dari dua kapal selam tua buatan industri Howaldt Deutsche Werke (HDW), Kiel, Jerman Barat.

Selain itu, Sukamta mengajak masyarakat berdoa untuk keselamatan awak KRI Nanggala-402 yang dikabarkan tenggelam di perairan Bali.

Politisi PKS itu mengajak berbagai pihak untuk bersabar menunggu berita resmi dari TNI agar tidak terjadi spekulasi terkait kejadian tersebut.

Baca juga: DPR RI minta pengadaan alutsista disesuaikan dengan kemampuan anggaran

"Sebaiknya kita tunggu kabar resmi dari TNI, kasihan para keluarga dari anggota TNI yang berada di kapal tersebut, sebaiknya dihindari spekulasi," ujarnya.

Sebelumnya, kapal selam KRI Nanggala-402 dikabarkan hilang kontak di Perairan Bali bagian utara, pada Rabu (21/04).

Saat ini sudah ada 5 KRI dan satu helikopter yang melakukan operasi pencarian dengan kekuatan yang lebih dari 400 orang.

TNI menerima bantuan kapal penyelamat dari negara Singapura dan Malaysia dalam proses pencarian kapal selam KRI Nanggala-402.

Baca juga: Ketua MPR: Perkuat alutsista radar deteksi ancaman kedaulatan

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2021