Banda Aceh (ANTARA) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh menyatakan masyarakat provinsi paling barat Indonesia itu sudah longgar dalam menerapkan protokol kesehatan sehingga tidak tertutup kemungkinan akan terjadi lonjakan kasus COVID-19 gelombang kedua.

“Tanpa kerjasama kita semua, gelombang kedua (COVID-19) yang biasanya lebih besar dari gelombang pertama akan terjadi di Aceh,” kata Ketua IDI Aceh dr Safrizal Rahman di Banda Aceh, Jumat.

Dia menjelaskan dalam beberapa bulan terakhir penambahan kasus COVID-19 di Aceh di bawah angka 10 orang, namun selama dua pekan terakhir kasus baru rata-rata bertambah di atas angka 50 orang. Meski belum diketahui apakah virus terus menular itu merupakan varian baru atau varian lama.

Safrizal mengatakan lonjakan drastis itu karena masyarakat sudah mulai abai terhadap terhadap COVID-19. Sejak beberapa bulan terakhir kasus warga terinfeksi sudah mulai menurun sehingga protokol kesehatan tidak lagi menjadi perhatian.

Baca juga: Warga terinfeksi COVID-19 bertambah 82 orang di Aceh

Baca juga: 3.733 orang CJH Aceh sudah jalani vaksinasi


Bahkan, antusiasme terhadap vaksinasi COVID-19 bagi beberapa kelompok juga masih sangat rendah. Maka hal ini dinilai berbahaya, karena sejarah membuktikan pandemi tidak hanya datang sekali, tetapi ada fase penurunan kasus dan akan kembali dengan gelombang kedua yang lebih besar.

“Apa yang terjadi di India membuktikan itu. India sudah hampir mengatakan mereka bisa herd immunity, vaksinasi diberikan hampir 100 juta orang, kondisi sudah tenang, kemudian masyarakat merasa sudah selesai, berlaku seolah-olah normal dan akhirnya kini terjadi ledakan berikutnya,” kata Safrizal.

Gelombang kedua lonjakan kasus COVID-19 dapat dicegah. Masyarakat hanya perlu meningkatkan kewaspadaan dan menjadikan India sebagai pelajaran dalam penanggulangan COVID-19.

Apalagi, kata dia, COVID-19 varian India yang dikenal dengan B1617 tersebut penularannya sudah sampai di Sumatera. “Bahkan disinyalir bukan hanya sampai, tapi sudah menjadi transmisi atau sudah menyebar ke orang lain,” katanya.

Oleh sebab itu IDI meminta masyarakat menerapkan 5M yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas interaksi serta mencegah dan menghindari kerumunan. Di samping pemerintah terus melanjutkan program vaksinasi COVID-19.

“Harap terus menjaga dan memberikan pemahaman kepada masyarakat agar jangan abai. Karena tipe apapun dalam virus ini kalau bukan dengan protokol kesehatan maka tidak bisa kita lawan,” kata Safrizal.*

Baca juga: Peringatan Nuzulul Quran di Masjid Raya Aceh berjalan sederhana

Baca juga: Dua karyawan Medco di Aceh Timur positif COVID-19

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021