Mataram (ANTARA) - Popularitas Kota Bandung yang dikenal dengan sebutan Kota Kembang atau Paris van Java dengan segudang kreatifitas, sudah tak bisa dipungkiri lagi sejak "baheula". Dari segala bidang termasuk musik.

Entah mungkin Kota Bandung ditakdirkan menjadi kota kreatifitas. Dengan bentangan alam yang ciamik dan membuat berat untuk meninggalkannya. Dari sisi utara bentangan alam Gunung Tangkuban Perahu yang terkenal dengan legenda Dayang Sumbi.

Untaian bukit pun sangat memanjakan mata. Yakni, Burangrang dan Bukit Tunggul yang konon merupakan pecahan dari letusan Gunung Sunda. Sehingga membentuk cekungan Bandung. Soal udara jangan ditanya lagi, meski saat ini sudah "heurin ku tangtung" (padat penduduk).

Kemudian melihat ke sisi selatan, untaian pegunungan juga terlihat seperti daerah Pangalengan. Sehingga tidak salah jika Pemerintahan Hindia Belanda menjadikan Kota Bandung sebagai tempat beristirahat para "Ambteenar" sampai para pemilik perkebunan.

Dari cekungan Bandung itulah lahir sejumlah musisi yang liriknya "nyeleneh" tapi asyik didengarnya oleh siapapun. Seperti penggunaan kata "Anjing" yang bagi sebagian warga jadi umpatan kasar. Namun di pergaulan sehari-hari kata Anjing itu menjadi sebuah penekanan, yang mengartikan sebagai bentuk persahabatan.

Baca juga: Ary Juliyant bersama "Cintamu Cintaku"

Atau penggunaaan kata "Kumaha Aing We" (terserah saya) dalam lagu. Semakin menegaskan kebebasan berkreatifitas, hasil karya musiknya enak didengar oleh pendengar. Kendati demikian banyak juga yang menghasilkan lagu romantisme. Namun biarlah, itu sebagai dinamika kreatifitas hingga menjadi warna-warni.

Kembali lagi ke konteks penggunaan kata anjing, pendengar bisa menyimak lagu Kang Ganjar Noor yang terkenal dengan musik baladanya. Judulnya, "Anak Anjing" yang menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda.

Ku punya sahabat kental masih bocah sudah nakal/Dia bernama si Lala yang hobinya bermain bola/
Dia lahir di Cicadas yang hidupnya serba keras/Sekolahnya tidak tuntas, padahal mah berotak cerdas/
Tata bahasanya asing sedikit-sedikit bilang anjing/Anaknya gak mau pusing sewot bila dibilangin/
Malah ngedumel ngejawab/
Anjing kumaha aing weh, anjing/

Satu hari nonton bola/Persib melawan Persija/Di stadion Siliwangi yang ketat abis dijagai polisi/
Lala kagak bawa duit/modal nekat naik dinding/Tak sadari pak polisi bawa anjing ngejar hendak memergoki/
Kawan-kawannya ngingetin/awas Lala, itu ada anjing/

Disangka oleh si Lala gak ada anjing beneran/karena mereka terbiasa bicara anjing, anjingan/
Lala ngedumel ngejawab/
Anjing kumaha aing weh, anjing/

Kawannya ngingetin lagi/Awas anjing, itu ada gogok/
Lala langsung terperanjat/turun loncat dari dinding/

Sambil ngedumel ngejawab/
Anjing sugan teh teu aya gogok/

Anjing_goblog sia, maneh/lain bejaan aing/Aya gogok kitu, anjing!!/
Anjing kumaha aing weh, anjing !!" 2x

Kawannya ngingetin lagi/Awas anjing, itu ada gogok!!/
Lala langsung terperanjat/turun loncat dari dinding/
Sambil ngedumel ngejawab/

Anjing sugan teh teu aya gogok/
Anjing_goblog sia, maneh lain bejaan aing/Aya gogok kitu, anjing!!/

Bait demi bait benar-benar sederhana dan merupakan keseharian anak-anak muda Bandung, ketika mendengarkan lagu pun kita akan geli dan tersenyum sendiri.

Tapi sekali lagi jangan melihat, penekanan kata Anjing itu kasar. Tapi benar-benar simbol dari kedekatan sesama usia atau teman.

Atau lagu berjudul "Senja-Senja Tai Anjing" dari Project Hambalang, baitnya nyeleneh sekali dan cukup enak didengar.

Kau nikmati kopi dengan senja/
Maksudmu apa?/
Lirik lagu cinta tentang senja/
Maumu apa?/

Senja/senja tai anjing/
Senja/senja tai anjing/

Upload foto senja pake quote/
Mahatma Gandhi/
Ngaku ngaku indie tapi playlist/
Hasil subsidi/

Senja/senja tai anjing/
Senja/senja tai anjing/

Pengen tampil beda tapi tetap/
Hasilnya sama/
Pengennya jekdi tapi mentok/
Di intisari/

Senja/senja tai anjing/
Senja/senja tai anjing/
Senja/senja tai anjing/
Senja/senja tai anjing/

Tembang "Blues Kumaha Aing" yang dinyanyikan musisi asal Kota Bandung yang sekarang menetap di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, Ary Juliant juga enak didengar baitnya. Ringan tapi cepat dipahami.

Blues kumaha aing simbol ekpresi yang merdeka, tak perlu bait yang memusingkan untuk memahaminya. Selain tembang "Over Hang" dan beberapa lagu lainnya, lagu ini layak didengar juga. Mari kita simak bait demi baitnya.

I got no black in my blues/
Even I got no white is nothing to loose/2x
I got no more Walanda teuing/
Teu nanaon kumaha aing/

I got my own style gayana uing/
Blues ti Bandung is really something/ 2x
Maenkeun no need to worry Saha Oge can listen to my style/

Oh blues sangeblues ngebluesna/4x
Blues blues blues blues blues/Kumaha aing.../

Dari kesemuanya itu. Mudah-mudahan kreatifitas musisi Bandung terus mengalir seperti yang telah diciptakan selama ini.

Baca juga: Mengenal musik Bluegrass

Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021