Tanjungpinang (ANTARA) - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) Rusdani mengatakan pengawasan protokol kesehatan masyarakat di daerah itu belakangan mulai longgar sehingga turut memicu melonjaknya kasus COVID-19.

Dia menilai masyarakat setempat terlena karena penyebaran kasus sempat turun, lalu akhirnya banyak yang mengabaikan protokol kesehatan, seperti tidak memakai masker.

Kemudian acara-acara keramaian di hotel sudah mulai banyak digelar, menyusul berbuka puasa diperbolehkan, dan pasar-pasar ramai pengunjung tanpa mengindahkan protokol kesehatan.

"Pengawasan protokol kesehatan saat ini, tidak seketat seperti masa awal kasus pandemi COVID-19," ujar Rusdani.

Baca juga: COVID-19, tatkala virus pembunuh itu "mengamuk" di Tanjungpinang

Baca juga: Mendagri nilai Provinsi Kepri berhasil kendalikan COVID-19


Di samping itu, lanjut dia, masyarakat menganggap vaksinasi COVID-19 yang tengah berjalan dapat melindungi diri dari COVID-19.

Padahal, menurut dia, vaksinasi tidak 100 persen melindungi seseorang dari COVID-19. Masih ada sekian persen potensi seseorang itu terpapar COVID-19.

"Cukup banyak setelah vaksin terinveksi COVID-19. Bahkan dokter sekali pun," ujarnya.

Berdasarkan data Satgas COVID-19 Kepri hingga saat imi jumlah pasien terkonfirmasi positif mencapai 12.431 orang, meliputi kasus aktif 1.614 orang, sembuh 10.539 orang, dan meninggal 279 orang.*

Baca juga: Satgas COVID-19 Kepri klaim larangan mudik berjalan aman dan lancar

Baca juga: Satgas: 83 orang warga Kepri sembuh dari COVID-19

Pewarta: Ogen
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021