Pada kondisi pandemi COVID-19 seperti saat ini konsumen Indonesia membutuhkan perlindungan yang lebih masif baik kesehatan fisik maupun finansialnya
Jakarta (ANTARA) - Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi berharap kementerian dan lembaga pemerintah bersinergi bersama dengan organisasi masyarakat untuk mengupayakan perlindungan konsumen yang lebih solid dan masif.

"Sinergi institusi BPKN dan Kementerian Perdagangan itu menjadi sebuah keniscayaan yang tidak bisa kita elakkan. Terima kasih atas kerja samanya selama ini. Ke depan kita upayakan kerja sama yang semakin solid untuk upaya perlindungan konsumen yang lebih masif," katanya dalam acara halalbihalal Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) secara daring dipantau di Jakarta, Jumat.

Tulus juga mengajak BPKN memanfaatkan momentum Idul Fitri untuk bisa memberikan advokasi dan edukasi pemberdayaan pada konsumen Indonesia.

Menurut dia, pada kondisi pandemi COVID-19 seperti saat ini konsumen Indonesia membutuhkan perlindungan yang lebih masif baik kesehatan fisik maupun finansialnya.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto yang turut hadir dalam acara tersebut juga berharap BPKN bisa lebih eksis dan lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia.

"Sesuai dengan yang kita inginkan agar BPKN lebih mandiri. Alhamdulillah, tahun ini BPKN sudah bisa berkantor sendiri di Jalan Jambu, salah satu wujud cita-cita kami agar BPKN lebih besar," katanya.

Suhanto juga berharap BPKN bisa lebih mandiri dalam administrasi keuangan dengan tidak lagi turut bersama Kementerian Perdagangan, sehingga ke depannya BPKN bisa menjalankan perannya secara independen.

Baca juga: Mendag sebut perdagangan online tantangan dalam perlindungan konsumen
Baca juga: BPKN apresiasi Wamendag terkait Cryptocurrency
Baca juga: BPKN: Aduan konsumen di jasa keuangan terbanyak soal asuransi

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021