Jakarta (ANTARA) - Emiten perkapalan PT Pelita Samudera Shipping Tbk mencatatkan pertumbuhan laba bersih pada kuartal I 2021 sebesar 54 persen menjadi 2,5 juta dolar AS atau setara Rp35 miliar (kurs Rp14.000 per dolar AS) dari periode yang sama tahun sebelumnya 1,6 juta dolar AS atau Rp22,4 miliar.

Direktur Utama PT Pelita Samudera Shipping Tbk Iriawan Ibarat mengatakan perseroan terus mengambil langkah-langkah strategis guna memanfaatkan kondisi pasar global yang perlahan mulai pulih.

"Selain fokus untuk diversifikasi komoditas angkut multi kargo, perseroan juga memaksimalkan belanja modal untuk ekspansi armada dengan pembelian dua unit tugboat di kuartal satu dan memaksimalkan utilisasi aset yang dimiliki," ujar Alex, panggilan akrab Iriawan melalui keterangan di Jakarta, Senin.

Pendapatan usaha emiten berkode saham PSSI itu meningkat 6 persen (yoy) menjadi 20,5 juta dolar AS dari 19,3 juta dolar AS.

Meski belum pulihnya perekonomian dengan tantangan pandemi, namun harga batubara yang stabil tinggi sejak akhir 2020, berkontribusi positif pada peningkatan utilisasi aset di semua segmen usaha.

Kapal tunda & tongkang (T&B) mencapai utilisasi di 92,8 persen menyumbang pendapatan usaha tertinggi sebesar 8,7 juta dolar AS, diikuti kapal curah besar (MV) yang mencapai utilisasi di 100 persen, dan Fasilitas Muatan Apung (FLF) di 64,7 persen, masing-masing menyumbang pendapatan usaha sebesar 5,9 juta dolar AS.

Beban pokok pendapatan hanya mengalami kenaikan sebesar 4 persen (yoy) menjadi 15,5 juta dolar AS dari 14,9 juta dolar AS, kontribusi dari kenaikan biaya perbaikan kapal dan biaya sewa namun diiringi penurunan biaya bahan bakar sehingga perseroan membukukan marjin laba bruto yang lebih tinggi sebesar 24,5 persen dibandingkan kuartal I 2020 sebesar 22,7 persen.

Segmen T&B memperluas diversifikasi bisnis pengangkutan komoditas nikel selain batubara, menyumbang kontribusi terbesar pada pendapatan sewa berjangka (time charter revenue) yang mengalami kenaikan signifikan sebesar 98 persen (yoy) menjadi 5,7 juta dolar AS dari 2,9 juta dolar AS.

Diikuti segmen MV yang telah merambah jangkauan pasar yang lebih luas di pasar internasional dengan tarif angkutan rata-rata lebih tinggi dari pasar domestik dan peningkatan pengangkutan multi kargo seperti semen, baja, produk besi, gula disamping batubara.

Alex menambahkan produksi volume nikel di kuartal satu yang menunjukkan tren positif dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 19 persen, diprediksi tumbuh signifikan sebesar 29 persen pada 2021. Pertumbuhan itu akan berkontribusi positif pada permintaan pengangkutan untuk kapal tunda & tongkang dan MV.

"Kami optimis, momentum yang baik di kuartal satu akan berlanjut di kuartal kedua dan sepanjang 2021. Dengan diversifikasi bisnis, optimalisasi aset dan ekspansi armada sebagai salah satu strategi berkelanjutan, kami menargetkan pertumbuhan pendapatan di 2021 meningkat sekitar 15-20 persen dari 2020," ujar Alex.

Baca juga: Bukit Asam gandeng Pelindo II optimasi angkutan batubara
Baca juga: Pengamat minta Kemendag berhati-hati terapkan aturan angkutan ekspor
Baca juga: Debit Sungai Barito naik, tongkang dilarang lewat Jembatan Muara Teweh

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021