di 2021 dari renstra (rencana strategis) yang kita ajukan ke Bappenas, investasi kita sebenarnya Rp856 triliun. Tapi perintah Presiden harus Rp900 triliun. Dan kami targetkan itu insya Allah tercapai
Jakarta (ANTARA) - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan sejumlah program kerja Kementerian Investasi/BKPM mulai dari mengejar target realisasi investasi hingga memformalkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

"Sekarang di 2021 dari renstra (rencana strategis) yang kita ajukan ke Bappenas, investasi kita sebenarnya Rp856 triliun. Tapi perintah Presiden harus Rp900 triliun. Dan kami targetkan itu insya Allah tercapai dengan cara kerja bagaimana pun itu harus kami lakukan," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin.

Pada tahun 2022, Kementerian Investasi/BKPM mendapat mandat dari Presiden Jokowi untuk bisa mencapai target investasi sebesar Rp1.200 triliun. Berdasarkan renstra BKPM 2020-2024, target investasi pada 2022 tercatat di kisaran Rp985 triliun atau maksimal Rp1.127 triliun.

Program kerja lain, lanjut Bahlil, yaitu memformalkan UMKM lewat sistem pelayanan perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik Online Single Submission (OSS). Selama ini tercatat pinjaman kredit untuk UMKM tercatat tidak lebih dari 19 persen. Padahal, UMKM mencapai 99,7 persen dari total unit usaha di Indonesia. Menurut dia, banyaknya UMKM yang tak mendapat pinjaman kredit adalah karena status UMKM yang tidak formal.

"Jadi sekarang kita diminta untuk memformalkan lewat OSS. Jadi cukup dengan NIB (Nomor Induk Berusaha). Ini salah satu program yang akan masif kita lakukan pasca pemberlakuan UU Cipta Kerja," katanya.

Bahlil menjelaskan ke depan, pihaknya akan fokus untuk mengeksekusi investasi yang telah mendapatkan izin dan insentif fiskal. Ia menyebut hingga Mei 2021, ada Rp2.964 triliun investasi yang telah mendapat izin dan insentif fiskal.

"Tapi mereka ini belum tereksekusi (belum terealisasi investasinya). Jadi kami akan fokus pada ini," imbuhnya.

Kementerian Investasi/BKPM juga akan melakukan pengembangan sektor-sektor investasi berdasarkan kawasan.

"Contoh di kawasan Sulawesi, Maluku, itu kita akan dorong industri nikel untuk baterai dengan perikanan. Kawasan Papua akan kita dorong untuk pembangunan pupuk di Papua Barat dan pembangunan smelter juga perkebunan pala," katanya.

Selanjutnya, Kalimantan akan difokuskan untuk pengembangan hilirisasi bauksit, gasifikasi batubara dan IKM. Sementara itu, Sumatera difokuskan untuk pengembangan hilirisasi sawit, pulp and paper serta industri karet dan ban.

"Di Jawa, kita akan melakukan kolaborasi selain yang sudah ada, kita akan bangun untuk baterai mobil di Batang (Jawa Tengah), prekursor, katode," katanya.

Ada pun kawasan Bali dan Nusa Tenggara akan difokuskan untuk pengembangan pariwisata dan kawasan kesehatan untuk lansia.

Baca juga: Bahlil ungkap rencana tambah dua deputi di Kementerian Investasi/BKPM
Baca juga: Ajak pengusaha Inggris investasi di RI, Bahlil sebut siap urus izinnya
Baca juga: Menteri Bahlil ditunjuk jadi Ketua Satgas Percepatan Investasi

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021