Selain untuk menawarkan perbaikan iklim investasi, kami juga ingin memastikan bahwa performa kemudahan berbisnis di Indonesia dapat membaik
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Luar Negeri RI Mahendra Siregar menggarisbawahi upaya Indonesia untuk menangani dan melanjutkan reformasi ekonomi, bersamaan dengan fokus yang diberikan terhadap penanganan pandemi.

Pernyataan tersebut dikatakan oleh Wamenlu Mahendra dalam pembukaan acara ‘Invest in Indonesia: Opportunities in Asia’s Economic Powerhouse’ yang digelar secara virtual pada Kamis malam (3/6) dan bertujuan untuk mempromosikan investasi di Indonesia kepada para calon penanam modal dari berbagai negara.

Salah satu upaya yang dilakukan dalam reformasi ekonomi itu, menurut Mahendra, yakni dengan memperbaiki iklim investasi Indonesia dan melalui Undang-Undang Cipta Kerja.

“Selain untuk menawarkan perbaikan iklim investasi, kami juga ingin memastikan bahwa performa kemudahan berbisnis di Indonesia dapat membaik dan kami telah mencatat terdapat lima faktor yang membuat rating kemudahan berbisnis Indonesia masih relatif hanya berada di level tengah dibandingkan dengan negara-negara lain,” ujarnya.

Baca juga: 80 persen bahan baku minuman kelapa terbesar China dari Indonesia
Baca juga: Indonesia tamu kehormatan pameran investasi-perdagangan internasional


Lima faktor tersebut yakni waktu yang begitu panjang yang diperlukan untuk melalui proses pengadilan sipil, perizinan konstruksi, transparansi, pemerintahan terkait regulasi perdagangan internasional, dan pendirian bisnis yang masih dianggap memakan waktu yang panjang serta isu registrasi properti.

Wamenlu pun menekankan komitmen kuat pemerintah Indonesia terkait perbaikan iklim investasi dan kemudahan berbisnis di Indonesia, termasuk dengan pembentukan dua satuan tugas, yang pertama untuk memastikan bahwa semua pihak yang mengajukan proses investasi dapat dilayani dan difasiitasi dengan sesuai.

Satuan tugas kedua bertanggung jawab memberikan laporan kepada presiden dan untuk menilai dan mengevaluasi implementasi regulasi terkait UU Cipta Kerja.

Dalam kesempatan tersebut, Wamenlu juga mengatakan bahwa meski masih berada di bawah tekanan pandemi, Indonesia telah berhasil menarik investasi langsung (direct investment) senilai 15 miliar dolar AS (Rp 217 triliun) dalam kuartal pertama tahun 2021.

Dia mengatakan bahwa pada tahun lalu, meski diterpa pandemi, Indonesia telah berhasil mencapai target untuk mendapatkan investasi langsung senilai 57 miliar dolar AS (Rp826) baik dari perusahaan asing maupun domestik.

“Dalam pembaruan terkini, di kuartal pertama tahun 2021, kita telah menyaksikan realisasi investasi langsung ke Indonesia telah mencapai 15 miliar dolar AS, 34 persen dari total target tahun ini,” papar Mahendra.

Dia pun mengatakan bahwa angka tersebut juga menunjukkan peningkatan sebesar 5 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Baca juga: Gubernur BI ungkap tiga alasan berinvestasi di Indonesia
Baca juga: Huayou China investasi 2,1 miliar dolar pada proyek nikel di Indonesia


Pewarta: Aria Cindyara
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021