Pandemi mengajarkan pada kita dalam tanda kutip tidak murahan, artinya mereka yang datang berwisata ke Bali itu harus terpilih. Jangan lagi wisatawan yang modal nekat
Jakarta (ANTARA) - Epidemiolog dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menyarankan agar pemerintah menyaring secara ketat wisatawan mancanegara (wisman) yang akan berwisata ke Pulau Bali di masa pandemi sebagai upaya efektivitas peningkatan ekonomi dan pengendalian COVID-19.

Masdalina saat dihubungi di Jakarta, Jumat, mengatakan penyaringan wisatawan mancanegara bertujuan agar perekonomian di sektor pariwisata Bali berpengaruh secara signifikan, sekaligus tidak menambah beban adanya potensi kasus COVID-19.

"Pandemi mengajarkan pada kita dalam tanda kutip tidak murahan, artinya mereka yang datang berwisata ke Bali itu harus terpilih. Jangan lagi wisatawan yang modal nekat, yang harus dibuka itu yang terstandar," katanya.

Baca juga: Problematika Bali terima wisatawan mancanegara di tengah pandemi

Hal tersebut, kata Masdalina, seperti halnya dilakukan oleh sejumlah negara di dunia yang menyaring secara ketat setiap warga negara asing yang berkunjung ke negaranya di masa pandemi COVID-19. Dia juga memberikan catatan agar pemerintah melakukan skrining secara ketat agar jangan sampai wisatawan mancanegara malah membawa virus mutasi baru.

Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan saat ini hampir 50 persen dari total penduduk Bali berjumlah 4,32 juta sudah divaksinasi.

Selain itu data dari Satgas Penanganan COVID-19 melaporkan per hari ini kasus konfirmasi positif di Bali mencapai 51 orang, 75 orang sembuh, dan 3 orang meninggal dunia. Menurut Masdalina, angka tersebut dinilai cukup baik yang mencerminkan pengendalian COVID-19 di Bali sudah berjalan dengan benar.

Baca juga: Luhut ungkap kemungkinan buka kembali pariwisata Bali

Masdalina menyebutkan jumlah 50 persen warga Bali yang sudah divaksin dan sebagian besar bekerja di sektor pariwisata belum cukup untuk menciptakan kekebalan kelompok. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan setidaknya 70 persen dari populasi harus divaksinasi untuk menciptakan kekebalan kelompok.

Kendati demikian Masdalina menyebut jumlah orang-orang yang memiliki kekebalan terhadap COVID-19 di Bali bisa jadi lebih dari 50 persen lantaran orang yang sudah pernah terpapar COVID-19 telah memiliki antibodi terhadap Virus Corona.

Seperti diketahui pemerintah berencana membuka pariwisata Bali secara penuh termasuk untuk wisatawan mancanegara mulai Juli 2021. Untuk mempersiapkan hal tersebut, pemerintah menggenjot vaksinasi kepada para pelaku pariwisata di Bali hingga 70 persen dari populasi penduduk.

Baca juga: Menteri Desa izinkan buka Desa Wisata di Bali

 

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021