Jakarta (ANTARA) - Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G Plate menegaskan bahwa putusnya jaringan kabel laut Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) ruas Biak-Jayapura tidak membuat seluruh wilayah Papua mengalami gangguan atau "black out".

Johnny dalam jumpa pers di Jakarta, Senin, mengatakan total kapasitas yang terdampak akibat putusnya jaringan kabel laut tersebut sebesar 154 Gbps. Adapun total trafik normal seluruh Papua sebesar 464 Gbps.

Baca juga: Siaran televisi analog dihentikan bertahap mulai tahun ini

"Yang terdampak itu sepertiga dari total trafik. Saya perlu tekankan ini karena ada kesan seolah-olah putusnya kabel tersebut mengakibatkan total 'black out' di Papua. Tidak betul, yang betul terdampak pada 154 dari total 464 Gbps," ujar Johnny.

Adapun area yang terdampak gangguan tersebut, kata dia, berada di empat titik, yakni di wilayah Jayapura, Abepura, Sentani, dan Sarmi.

Lebih lanjut Johnny mengatakan pihaknya terus melakukan koordinasi dengan PT Telkom dalam upaya penanganan dan pemulihan jaringan di wilayah terdampak.

Berdasarkan informasi yang dia peroleh, kapasitas link back up yang tersedia seluruhnya sebesar 4,7 Gbps, ditunjang dari pemanfaatan link satelit sebesar 2.662 Mbps, radio long houl Palapa Ring Timur 500 Mbps, dan radio long houl Sarmi-Biak 1.600 Mbps.

"Untuk mengamankan kualitas link pada saat proses penyambungan, Telkom juga menyediakan back up link khusus untuk wilayah Manokwari dan Biak sebesar 40 Gbps melalui Palapa ring Timur," kata Johnny.

Jhonny menambahkan bahwa proses pemulihan jaringan kabel bawah laut tidak bisa dilakukan dengan mudah, mengingat kedalaman yang terputus mencapai 4050 meter. Untuk mengatasinya, dibutuhkan peralatan khusus yaitu penggelaran melalui kapal.

Saat ini, kata dia, PT Telkom tengah melakukan penggelaran kapal untuk mengangkat kabel yang terputus dan menyambungnya kembali. Namun, Jhonny mengatakan proses tersebut juga tidak mudah lantaran adanya cuaca buruk di sekitar lokasi.

"Kami harapkan ini bisa selesai dalam satu minggu ke depan paling lambat. Setidaknya di bulan ini pemulihan operasi ke kapasitas semula itu bisa dilakukan," kata Jhonny.

Gangguan telekomunikasi di Jayapura terjadi akibat Sistem Komunikasi Kabel Laut milik PT Telkom Indonesia ruas Biak-Jayapura putus sekitar 30 April lalu.

Dari hasil investigasi sementara, putusnya kabel laut tersebut diakibatkan oleh faktor alam sehingga menyebabkan seluruh layanan Telkom Group di sejumlah wilayah Papua terganggu.

Baca juga: Kabel bawah laut putus, Telkom prioritaskan pemulihan di Jayapura

Baca juga: Pembangunan infrastruktur TIK jadi program strategis Kemkominfo 2022

Baca juga: Kominfo bahas anggaran 2022 dengan fokus pemulihan ekonomi

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021