prevalensi stunting di Banyumas berada pada angka 14,2 persen
Purwokerto (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, meluncurkan Forum Jaga Stunting Banyumas (Jatingmas) beserta Buku Saku Jatingmas sebagai upaya untuk menanggulangi stunting atau tengkes di wilayah itu.

Forum Jatingmas yang melibatkan tujuh organisasi perangkat daerah (OPD) terkait penanganan tengkes itu diluncurkan oleh Bupati Banyumas Achmad Husein di Pendopo Sipanji, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin.

Tujuh OPD yang terlibat terdiri atas Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsospermasdes), Bappedalitbang, DPPKBP3A, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, serta Dinas Permukiman.

Dalam kesempatan itu, Kepala Dinsospermades Kabupaten Banyumas Widarso mengatakan permasalahan tengkes merupakan tanggung jawab semua pihak dan diperlukan sinergi semua lapisan agar penanganan stunting berjalan secara terkoordinasi.

Baca juga: Kemensos dorong pendamping PKH perkuat SDM penanganan stunting

Menurut dia, forum Jatingmas merupakan media untuk menguatkan tugas para kader Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) yang berkecimpung di bidang penanggulangan tengkes.

"Kami berharap melalui forum ini, upaya penanggulangan stunting antar-OPD, maupun para kader LKD berlangsung sinergis dan tidak ada overlapping (tumpang tindih) tugas di lapangan," katanya.

Sementara saat memberi sambutan, Bupati Banyumas Achmad Husein mengatakan tingkat prevalensi tengkes di Kabupaten Banyumas saat sekarang sudah mendekati target yang ditetapkan pemerintah sebesar 14 persen pada tahun 2024.

"Saat ini, tingkat prevalensi stunting di Banyumas berada pada angka 14,2 persen. Artinya, masih butuh kerja keras dari berbagai pihak dalam penanggulangan stunting," katanya menegaskan.

Oleh karena permasalahan tengkes merupakan tanggung jawab semua pihak, kata dia, penanganannya pun harus dilakukan oleh lintas sektoral.

Baca juga: BKKBN dorong konsumsi susu berkualitas untuk tekan stunting

Ia mengharapkan dengan diluncurkannya Forum Jatingmas dan Buku Saku Jatingmas, peran dan tugas kader LKD yang merupakan salah satu ujung tombak dalam penanggulangan tengkes di tingkat desa harus diperkuat lagi.

Lebih lanjut, Bupati mengatakan penyebab masih cukup tingginya kasus tengkes adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya periode 1.000 hari pertama kehidupan, konsumsi gizi yang sehat dan seimbang, serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Selain tidak tercukupinya asupan gizi anak sejak masih di dalam kandungan, kata dia, tengkes juga bisa disebabkan oleh tidak tercukupinya asupan gizi saat anak masih di bawah usia 2 tahun. 

Baca juga: Ketua DPD ajak anak Indonesia minim susu cegah "stunting"
Baca juga: Presiden tugaskan Mensos tangani stunting di lima provinsi

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021