Madiun (ANTARA) - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mendorong industri pengolahan porang yang kini menjadi komoditas andalan ekspor untuk terus berkembang sehingga semakin meningkatkan nilai ekonominya.

"Saya yakin Presiden bangga dengan capaian industri pengolahan porang yang ada saat ini. Namun akan lebih bangga lagi jika kita ke depannya bisa memproduksi sendiri "end" atau akhiran produk dari porang ini dan tidak hanya mengekspor porang dalam bentuk "chips" atau tepung," ujar Mentan saat melakukan kunjungan kerja dan meresmikan pabrik pengolahan porang PT Asia Prima Konjac di Kabupaten Madiun, Jatim, Kamis.

Menurut Mentan, Presiden Joko Widodo sudah memberikan instruksi langsung ke Kementerian Pertanian untuk memberikan perhatian khusus pada sektor komoditas porang dan sarang burung walet sejak tahun 2020.

"Pesan spesifik Presiden adalah kembangkan komoditas porang dan walet secara optimal. Karenanya, ke depannya Presiden meminta Indonesia sudah bisa mengekspor porang dalam bentuk beras dan mie, bukan lagi dalam bentuk chips seperti saat ini," katanya.

Baca juga: Mentan harap dunia tahu porang itu asalnya dari Indonesia

Kementerian Pertanian juga memberikan apresiasinya terhadap pengembangan budi daya porang yang ada di Kabupaten Madiun. Bahkan, Pemkab Madiun telah mematenkan bibit porang varietas unggul Madiun 1 yang merupakan asli komoditas daerah setempat.

Adapun, varietas Porang Madiun 1 memiliki keunggulan lebih cepat panen dan hasil umbi yang besar dan berkualitas. Keberadaan varietas yang unggul tersebut harus ditunjang dengan industri pengolahan yang maju.

Staf Penjualan dan Legal PT Asia Prima Konjac Irawan Made menyatakan kebutuhan komoditas porang untuk pasar ekspor masih terbuka lebar. Pihaknya menargetkan mampu menampung sebanyak 20.000 ton porang basah atau setara 2.500 ton chips porang per tahun dari petani.

"Sejauh ini kami baru menampung sekitar 5.000-7.000 ton porang basah dari petani. Sehingga masih ada kekurangan sekitar 15.000 ton," kata Irawan.

Kekurangan bahan baku tersebut, lanjutnya, disebabkan karena petani belum memiliki pengetahuan untuk menyetor langsung ke pabrik. Biasanya petani menyetor ke pengepul terlebih dulu.

Sementara, dalam kunjungan kerjanya tersebut, Mentan Syahrul Yasin Limpo bersama rombongan melihat langsung pengolahan bahan baku umbi porang dijadikan chips dan tepung untuk diekspor ke Jepang, Tiongkok, dan beberapa negara lainnya.

Baca juga: Mentan pacu regenerasi petani dengan penerapan "smartfarming"

PT Asia Prima Konjac di Kabupaten Madiun itu memiliki kapasitas pengolahan sebanyak 80-200 ton porang basah per harinya untuk diolah menjadi chips maupun tepung.

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021