Tata kelola adalah sebagai payung bagi pemangku kepentingan dalam melakukan pengelolaan yang berkelanjutan
Surabaya (ANTARA) - Asosiasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI) mendukung pembentukan komite pengelolaan rajungan di Jawa Timur, karena wilayah setempat mempunyai potensi yang tinggi di Indonesia.

"Kami sangat mendukung pembentukan komite pengelolaan rajungan di Jatim, karena merupakan salah satu provinsi dengan potensi rajungan yang sangat tinggi di Indonesia," kata Ketua APRI, Kuncoro Nugroho dalam pernyataan yang diterima di Surabaya, Selasa.

Kuncoro mengatakan, Jatim merupakan salah daerah penghasil rajungan terbesar untuk pasar global, hal itu berdasarkan data terbaru BKIPM tahun 2020.

Oleh karena itu, kata dia, penting dibentuk komite, tujuannya untuk dilakukan pengelolaan perikanan secara berkelanjutan dan ramah lingkungan, yang nantinya juga dapat diterapkan ke daerah-daerah lain.

Ia menyebut, selama ini APRI melalui program perbaikan perikanan (Fisheries Improvement Project/FIP)-nya selalu berlandaskan pada tiga prinsip utama, yaitu keberlanjutan stok, dampak lingkungan, serta tata kelola.


Baca juga: Menteri Trenggono dorong balai KKP tingkatkan produksi rajungan


"Tata kelola adalah sebagai payung bagi pemangku kepentingan dalam melakukan pengelolaan yang berkelanjutan," katanya.

Sebelumnya, APRI pernah melakukan pertemuan antara pemangku kepentingan perikanan rajungan Provinsi Jatim pada pekan pertama Juni 2021.

Kegiatan itu dihadiri unsur Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Jatim, APRI, DKP Lamongan, DKP Sumenep, DKP Pamekasan, DKP Pasuruan, DKP Surabaya, BKIPM Surabaya II, Marine Stewardship Council (MSC) Indonesia, Universitas Brawijaya, Universitas Trunojoyo, Universitas Airlangga (Unair), PT SMB, PT Rex Canning, serta MP Jumiang Indah.

"Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada Kepala DKP Provinsi Jatim yang telah memberikan wadah pertemuan pemangku kepentingan perikanan rajungan di Jatim, yang nantinya dapat sebagai bentuk harmonisasi kerja sama," katanya.

Pakar Kelautan dan Perikanan IPB, Dr Hawis Madduppa dalam kegiatan itu mengatakan pengelolaan perikanan rajungan sangatlah penting.


Baca juga: Pakar: Butuh strategi kurangi dampak "bycatch" rajungan berkelanjutan


Hawis yang juga menjabat sebagai Associate Professor Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan FPIP IPB University itu mengaku juga memiliki kepedulian terhadap perikanan rajungan, terutama di Madura yang nantinya akan mendapat sertifikasi MSC "full assesment" sebagai indikator pengelolaan rajungan yang berkelanjutan.

Ia menambahkan program perbaikan perikanan rajungan Indonesia yang berkelanjutan adalah dalam upaya mendapatkan sertifikat ekolabel Marine Stewardship Council(MSC).

Sementara itu APRI telah melakukan pendataan dari tahun 2014 hingga sekarang dan juga berusaha keras untuk meningkatkan pengkajian stok, dan meminimalkan dampak lingkungan, serta efektifitas pengelolaan.


Baca juga: Asosiasi rajungan gencarkan Gerakan Kembalikan Sebelum 5 Menit

Baca juga: Implementasi aturan rajungan mesti dirujuk semua pihak

 

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021