untuk dilakukan proses whole genom sequencing
Pontianak (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Barat Harrison mengatakan saat ini Laboratorium Universitas Tanjungpura Pontianak telah mengirim 96 sampel PCR ke Litbangkes di Jakarta yang diambil dari masyarakat Kalbar untuk mengetahui kemungkinan masuknya varian delta.

"Selasa kemarin, Laboratorium Untan sudah mengirimkan sampel ke Jakarta untuk dilakukan proses whole genom sequencing (WGS)," kata Harisson di Pontianak, Kamis.

Dia menjelaskan, WGS adalah teknik komprehensif yang digunakan dalam proses pengurutan sekuens DNA menjadi suatu gambaran genom utuh (whole genom sequencing) dengan menggunakan teknologi next generation sequencing (NGS).

Hal itu dilakukan untuk mengetahui apakah ada varian virus baru dari sampel yang dikirim. Pihaknya menduga varian delta sudah berada di Kalimantan Barat seiring dengan meningkatnya jumlah penderita COVID-19 dan menyebabkan bed occupancy rate (BOR) atau persentase tingkat penggunaan tempat tidur di rumah sakit menjadi tinggi.

Baca juga: Varian Delta sumbang 40 persen kasus COVID-19 Prancis
Baca juga: Menkes sebut tujuh provinsi rawan serangan varian Delta


Terpisah, Konsultan Biologi Molekuler Lab Jejaring Pemeriksaan COVID 19 RS UNTAN dan Lab Jejaring Pemeriksaan COVID 19 Labkesda Kalbar, dr Andriani, mengatakan, 96 sampel yang dikirim tersebut diambil ari seluruh kabupaten/kota agar datanya representatif karena mewakili semua populasi di Kalimantan Barat.

"Kami harapkan 96 sampel difasilitasi Litbangkes karena mengingat kapasitas untuk whole genom sequencing di Litbangkes dan beberapa center lain sangat terbatas. Sementara antrean untuk surveilans untuk genome sangat banyak," katanya.

Sampel yang dikirim itu diambil atau cuplik dari masing-masing kabupaten/kota. Terutama pada kabupaten/kota yang mengalami peningkatan kasus COVID-19 secara signifikan.

Andriani mengatakan hingga Maret 2021 belum ditemukan varian virus baru atau variant of concern maupun variant of interest di Kalimantan Barat.

"Baik itu Alpha, Beta dan Delta yang sudah ditemukan di daerah lain di Indonesia tapi belum menjadi variant of concern di Kalbar," jelas Andriani.

Sementara varian yang sudah terdeteksi di Kalimantan Barat saat ini adalah B.1466.2 yang mengandung mutasi N439K. Oleh WHO varian ini sudah ditandai untuk diwaspadai sebagai varian dengan penyebaran dan tingkat keparahan lebih tinggi.

"Varian ini sudah menyebar di beberapa wilayah di dunia," katanya.

Baca juga: Pakar ingatkan varian Delta picu gelombang ketiga pandemi di Kalsel
Baca juga: 10 warga Depok terinfeksi COVID-19 varian Delta
Baca juga: Pemerintah estimasi penurunan mobilitas masyarakat hingga 50 persen


 

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021