aspek higienis justru ditingkatkan untuk melindungi penumpang
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta Wijanarko menyebut selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tarif  tetap Rp5.000 per penumpang.

"Tidak ada perubahan, masih Rp5.000," ujar Wijanarko di Jakarta, Selasa.

Kendati tidak menaikkan tarif, PT LRT Jakarta meningkatkan sejumlah pelayanan dalam aspek higienis agar penumpang seminimal mungkin terpapar COVID-19.

Baca juga: Selter isolasi mandiri milik LRT Jakarta berbasis komunitas warga

Di antaranya kalau dari segi protokol kesehatan dan keamanan maupun perawatan sarana dan prasarana kereta tetap berjalan seperti biasa, namun ditambahi "special treatment", kaitannya dengan COVID-19, yakni sterilisasi menggunakan sinar ultraviolet (uv light).

"Sinar ultraviolet bisa membunuh virus, dia tidak boleh kena mata dan warna sinarnya biru ya. Dan itu portabel ya, dia dihidupkan selama kurang lebih 30 menit di seluruh LRT supaya membasmi virus-virus yang ada," kata Wijanarko.

Baca juga: Masih banyak warga DKI Jakarta abaikan penggunaan masker

Dengan 'special treatment' itu, Wijanarko optimistis penumpang di gerbong LRT bisa terhindar dari paparan virus-virus berbahaya, seperti SARS-COV-2.

PT LRT Jakarta juga melakukan desinfektan secara rutin setiap kali kereta bersandar di titik perhentian terakhirnya, di Stasiun LRT Velodrome maupun di Pegangsaan Dua.

"Desinfektan dilakukan rutin sebelum penumpang masuk ke dalam kereta," ujar Wijanarko.

Selama PPKM, anak usaha Badan Usaha Milik Daerah Provinsi DKI Jakarta PT Jakarta Propertindo (Persero) atau Jakpro itu juga berupaya ikut serta dalam penanggulangan COVID-19 di Jakarta Utara.

Caranya adalah dengan menyulap Kantor LRT di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading menjadi selter isolasi mandiri COVID-19. Tujuan untuk mengurangi klaster keluarga dan beban rumah sakit dalam menampung pasien COVID-19.

Awalnya lokasi tersebut dimanfaatkan secara internal perusahaan saja, namun Jakpro kemudian berkolaborasi dengan Palang Merah Indonesia mengupayakan agar selter isolasi mandiri itu bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar.

Baca juga: PT LRT Jakarta gelar vaksinasi COVID-19 tahap kedua

Selter isolasi mandiri pasien COVID-19 milik LRT Jakarta tersebut memiliki dua lantai, lantai satu memiliki sekitar 10 kamar dan lantai dua memiliki 11 kamar. Jadi total kurang lebih ada 21 kamar.

Namun per kamarnya memiliki kapasitas yang beragam, ada yang bisa diisi dua tempat tidur, tiga tempat tidur, dan terdapat ruangan yang cukup luas untuk diisi oleh satu keluarga.

Dukungan yang diberikan LRT Jakarta tak hanya kamar dan tempat tidur saja, namun juga kebutuhan dapurnya. Sebab di selter isolasi tersebut juga menyediakan dapur umum yang bisa dikelola secara mandiri oleh mereka yang sedang isolasi mandiri di tempat tersebut.

Di setiap kamar isolasi juga disediakan pendingin ruangan (air conditioner/AC) dan jaringan internet nirkabel (wireless fidelity/Wifi).

"Jadi karena kami kerja dari rumah (work from home/WFH), maka peralatan dari kantor kami mobilisasi untuk pemulihan (karyawan)," ucap Wijanarko.

Saat ini, kamar yang sudah diisi penghuni terdapat dua unit, yakni satu kamar diisi satu orang merupakan karyawan dari LRT dan satu kamar lagi diisi dua orang dari PT Pulo Mas Jaya, Badan Usaha Milik Daerah Provinsi DKI Jakarta yang mengelola fasilitas olahraga Jakarta International Equestrian Park Pulomas (JIEPP) yang berlokasi di Jakarta Timur.

"Kurang lebih ada empat hari mereka melakukan isolasi," kata Wijanarko.

Wijanarko mengatakan kegiatan masyarakat yang dibatasi oleh aturan PPKM di Jakarta memang menyebabkan terjadinya penurunan penumpang. Namun, ia menghindari untuk membahas detail terkait berapa jumlah penurunannya.

Wijanarko cuma berharap situasi Ibu Kota bisa normal kembali sehingga masyarakat bisa beraktivitas seperti biasanya.

"Sehingga bisa memperlancar perekonomian lah, begitu mas harapannya," tandasnya.

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021