Jakarta (ANTARA) - Pengembangan kawasan berorientasi transit (Transit Oriented Development/TOD) yang dibangun oleh PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ) berpotensi menambah hunian terjangkau hingga 19 ribu meter persegi (m2).

MITJ yang merupakan anak usaha PT MRT Jakarta dan PT KAI (Persero) ditugaskan dalam pengembangan kawasan TOD di tujuh stasiun prioritas. Salah satunya di Stasiun Tanah Abang yang hingga kini terus berproses untuk mewujudkan integrasi fisik antarmoda.

Direktur Utama PT MITJ Tuhiyat dalam webinar yang diselenggarakan DTKJ secara virtual, Kamis, menjelaskan, Stasiun Tanah Abang merupakan kawasan pertama yang dibangun TOD sebagai denyut perniagaan dan transit Ibu Kota.

"Apabila kita bangun, ada potensi peningkatan hunian terjangkau atau setara dengan 9,72 persen dari luasan hunian pada RDTR," kata Tuhiyat. 

Tuhiyat menjelaskan, dalam pengembangan kawasan TOD Tanah Abang, ada tiga prinsip yang diutamakan, yakni peningkatan konektivitas, kualitas hidup dan regenerasi sosio-ekonomi.

Baca juga: Integrasi fasilitas fisik di DKI pangkas 30-40 persen waktu perjalanan
Baca juga: Warga DKI Jakarta keluarkan Rp500.000-Rp1.000.000 untuk transportasi


Karena itu, selain menciptakan integrasi antarmoda, TOD Tanah Abang juga akan ditingkatkan dengan perluasan ruang terbuka hijau dan ruang publik seluas 12,3 hektare.

Pengembangan juga dilakukan pada jalur pejalan kaki (pedestrian) dan jalur sepeda serta potensi adanya ruang usaha terjangkau seluas 92.704 meter persegi.

"Sebagai proyek pemicu, di Tanah Abang kita mencoba melakukan pembangunan di lahan-lahan milik PT KAI. Kita akan mencoba merevitalisasi Stasiun Tanah Abang yang mengikuti jejak Stasiun Sudirman," kata Tuhiyat.

Adapun tujuh stasiun prioritas yang dilakukan pengembangan kawasan TOD, yakni Stasiun Tanah Abang, Manggarai, Kampung Bandan dan Jakarta Kota, Juanda, Pondok Cina, Cisauk 
serta Bogor.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021