Kita masih harus mengejar sampai tingkat positivitas ini di bawah ambang batas ideal 5 persen
Jakarta (ANTARA) - Pemprov DKI Jakarta mencatat persentase kasus positif COVID-19 di Ibu Kota menurun menjadi 8,1 persen dengan jumlah orang yang dites usap berbasis "Polymerase Chain Reaction" (PCR) selama sepekan terakhir mencapai 116.330 orang.

Sedangkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan ambang batas ideal tingkat "positivitas" COVID-19  di bawah lima persen.

Baca juga: Wagub: Pembukaan kegiatan diperbanyak jika COVID-19 turun signifikan

“Kita masih harus mengejar sampai tingkat "positivitas" ini di bawah ambang batas ideal 5 persen,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Jakarta, Sabtu ketika menjelaskan situasi pandemi.

Adapun jumlah orang yang dites PCR itu melebihi target sesuai WHO mencapai minimum 10.645 per minggu

Sementara itu, apabila dibandingkan dengan kondisi sepekan lalu yakni pada Sabtu (7/8), persentase kasus positif di DKI mencapai 10,2 persen dengan total jumlah orang dites PCR selama sepekan mencapai 129.008 orang.

Bila dibandingkan jumlah orang dites PCR selama dua pekan itu, terjadi penurunan dari 129.008 orang menjadi 116.330 orang.

Baca juga: Gubernur DKI pastikan hasil tes COVID-19 di Jakarta sahih

Menurut Anies, saat ini kasus COVID-19 di Jakarta sudah mulai turun sehingga kebutuhan tes juga ikut turun.

Meski mengakui jumlah tes turun, namun jumlah tes di Jakarta masih tergolong tinggi yakni 11 orang per 1.000 penduduk per minggu atau 11 kali lipat dari standar WHO yakni satu orang di tes per 1.000 penduduk.

Sedangkan jumlah orang dites PCR per hari pada Sabtu ini mencapai 18.151 orang atau melebihi jumlah minimum per hari sebanyak 1.500 orang atau per minggu 10.600 orang.

“Kami terus jaga untuk tetap tinggi karena kami tahu dengan testing tinggi maka menjaring lebih cepat, lebih banyak,” katanya.

Baca juga: Anies sebut kasus COVID-19 di Jakarta sudah melandai

Persentase kasus positif COVID-19 adalah proporsi jumlah orang dideteksi positif dibandingkan jumlah orang yang dites.

Tingkat positif yang tinggi menjadi indikasi keparahan laju pandemi COVID-19 di suatu wilayah.

Kondisi saat ini, lanjut dia, jauh berbeda dibandingkan kondisi ketika gelombang kedua kasus COVID-19 dengan persentase kasus positif mencapai 48 persen yang ia nilai sebagai persentase yang ekstrim.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021