Jakarta (ANTARA) - Pakar vaksinologi meminta masyarakat untuk tidak pilih-pilih saat akan melakukan vaksinasi, sebab menurutnya vaksin yang terbaik adalah vaksin yang tersedia untuk disuntikkan.

"Saya harus ingatkan bahwa vaksin yang terbaik adalah vaksin yang tersedia saat ini. Jadi jangan milih-milih. 'Saya ingin produk A, saya ingin produk B'," ujar Dokter spesialis penyakit dalam dan vaksinolog Dirga Sakti Rambe dalam diskusi daring yang dipantau dari Jakarta, Selasa.

Saat ini ada kecenderungan masyarakat memilih-milih vaksin mana yang ingin mereka dapatkan. Perbedaan efisiensi dari berbagai jenis vaksin menjadi alasan mengapa mereka enggan mendapatkan suntikkan dari vaksin jenis tertentu.

Padahal kata Dirga, semua merek vaksin efektif dalam mencegah perawatan, penyakit yang berat, dan kematian akibat COVID-19. Maka dari itu, ketika masyarakat mendapatkan kesempatan divaksinasi agar segera memanfaatkannya.

Baca juga: Menkes: Puncak perolehan vaksin di Indonesia pada September

Baca juga: Akademisi: Puan apresiasi Bali lewat busana di sidang paripurna


"Jadi segera vaksinasi, segera terlindungi," kata dia.

Menurut dia, pandemi akan bisa dikendalikan apabila sebagian besar masyarakat telah mendapatkan vaksin, di samping tetap menerapkan protokol kesehatan ketat seperti menggunakan masker dan mencuci tangan secara berkala.

"Yang akan mengendalikan pandemi ini bukanlah kekebalan individu tapi kekebalan komunitas. Jadi kita akan melihat efek atau dampak vaksinasi bila cakupannya sudah luas. Oleh karena itu prinsip vaksinasi seluas-luasnya dan secepat-cepatnya," kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta agar jajarannya mempercepat program vaksinasi. Presiden ingin agar Indonesia mampu menyuntikkan dua juta dosis per hari, bahkan ia meminta kepada Kementerian Kesehatan agar bisa mencapai 100 juta suntikan hingga akhir Agustus.

Senada dengan Presiden, Dirga mengatakan bahwa target percepatan harus dikejar oleh semua pihak. Apabila masih banyak orang yang belum divaksinasi, maka akan sulit untuk keluar dari pandemi COVID-19 ini.

"Semua orang tidak akan aman, kalau belum semuanya aman. No one is safe, until everyone is safe. Jadi itu yang mesti kita kejar dan tetap menerapkan protokol kesehatan 5M," kata dia.*

Baca juga: 67 juta dosis vaksin diterima Indonesia sepanjang Agustus

Baca juga: Pelajar jadi target prioritas vaksinasi di Yogyakarta

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021