Itu hanya untuk pendidikan lokal. Untuk PT (perguruan tinggi) dan siswa internasional tidak akan terpengaruh
Beijing (ANTARA) - Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar RI di Beijing Yaya Sutarya menilai dimasukkannya pemikiran Xi Jinping dalam kurikulum pendidikan nasional China tidak berdampak terhadap para pelajar Indonesia.

"Itu hanya untuk pendidikan lokal. Untuk PT (perguruan tinggi) dan siswa internasional tidak akan terpengaruh," ujarnya kepada ANTARA di Beijing, Jumat.

Ia meminta semua pihak di Indonesia tetap tenang agar para pelajar asal Indonesia di China bisa menjalankan program pendidikannya dengan lancar.

Beberapa tahun sebelumnya, di Indonesia pernah geger oleh isu para pelajar Indonesia di China disusupi ajaran komunisme.

Baca juga: Hainan prioritaskan beasiswa untuk pelajar Indonesia

Yaya menegaskan bahwa pemikiran Presiden China Xi Jinping itu dalam kurikulum pendidikan nasional di negaranya untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme seiring dengan penetrasi budaya asing yang semakin menguat kepada generasi Z.

"Jadi kebijakan itu dimaksudkan untuk memperkuat persatuan internal, tidak memengaruhi ideologi pelajar internasional karena memang kurikulumnya berbeda," kata Yaya menambahkan.

Kementerian Pendidikan China (MOE), Selasa (24/8), mengeluarkan buku panduan untuk memasukkan pemikiran Xi Jinping tentang Sosialisme Berkarakter China pada Era Baru ke dalam kurikulum pendidikan nasional.

Baca juga: Indonesia seriusi kerja sama pendidikan vokasi dengan China

Dimasukkannya pemikiran Sekretaris Jenderal Partai Komunis China (CPC) ke dalam kurikulum pendidikan nasional itu untuk membantu kalangan remaja setempat menanamkan paham Marxisme sekaligus memperkuat teori, sistem, dan budaya sosialis sesuai dengan karakter rakyat China, demikian buku panduan itu.

Panduan itu mencakup pemikiran Presiden Xi yang diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan dasar, tinggi, kejuruan, dan berbagai subjek pendidikan lainnya, demikian Han Zhen, anggota Komisi Buku Pendidikan Nasional.

Para murid sekolah dasar akan difokuskan untuk menanamkan rasa cinta negeri, Partai Komunis China, dan sosialisme.

Untuk pendidikan menengah fokusnya pada pengalaman dan pengetahuan untuk membantu siswa membentuk penilaian dan opini politik dasar.

Para mahasiswa perguruan tinggi lebih ditekankan pada pembentukan pemikiran teoritis atas ajaran Xi itu.

Kurikulum tersebut akan berlaku pada semester atau tahun ajaran baru yang akan dimulai pada akhir Agustus atau awal September. 

Baca juga: Aturan baru China ancam bisnis bimbel dan les privat
Baca juga: China alokasikan Rp 627,8 miliar renovasi kampus Islam di Xinjiang

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021