Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat realisasi ekspor Jakarta pada Juli 2021 mencapai 853,7 juta dolar AS atau naik 4,2 persen jika dibandingkan periode sama pada 2020 mencapai 819,4 juta dolar AS.

Kepala BPS DKI Jakarta Buyung Airlangga di Jakarta, Rabu, menjelaskan naiknya realisasi ekspor itu karena didorong meningkatnya permintaan komoditas minyak dan lemak nabati/hewani, produk kimia, mesin/peralatan listrik.

BPS merinci kenaikan ekspor lemak dan minyak hewani/nabati paling tinggi pada Juli 2021 yakni sebesar 230 persen menjadi 64,9 juta dolar AS.

Tingginya permintaan terhadap ekspor lemak dan minyak hewani/nabati karena besarnya kebutuhan minyak kelapa sawit sehingga mendorong harga minyak kelapa sawit (CPO) melonjak selama Juli 2021 menjadikan ekspor komoditas ini tetap tinggi.

Ekspor komoditas ini sebagian besar diekspor ke China berupa olahan minyak dan margarin/mentega.

Ia optimistis peningkatan realisasi ekspor itu menjadi sinyal perbaikan ekonomi di Jakarta meski saat itu sedang diterapkan PPKM
Darurat.

Baca juga: DKI Jakarta alami inflasi 0,08 persen
Baca juga: Ekonomi mulai bergerak lagi


Selain ekspor lemak dan minyak hewani/nabati, kemudian disusul ekspor produk kimia naik 46,7 persen menjadi 40,4 juta dolar AS.

Penyebabnya karena peningkatan produk alkohol yang digunakan untuk bahan baku disinfektan sehingga kinerja ini menunjukkan sinyak kapasitas industri yang naik dan kebutuhan dalam negeri tercukupi.

Selain itu, ekspor mesin/peralatan listrik naik 27,9 persen menjadi 39,4 juta dolar AS dan ekspor komoditas ikan dan udang yang naik 9,7 persen pada Juli 2021 mencapai 79,3 juta dolar AS dibandingkan tahun lalu sebesar 72,3 juta dolar AS.

Produk utamanya adalah udang segar, kerang dan sejenisnya yang diekspor dominan ke China dan Amerika Serikat.

Secara keseluruhan, permintaan produk ekspor dari Jakarta ke sejumlah tujuan utama juga naik di antaranya ke Hong Kong sebesar 66,5 persen, China naik 60 persen, Filipina naik 28 persen, Thailand 10,6 persen dan Australia sebesar 4 persen.

Meski pada Juli 2021 dibandingkan Juli 2020 ekspor meningkat, namun jika dibandingkan secara bulanan pada Juni 2021, realisasi ekspor DKI Jakarta menurun sebesar 15,3 persen dari realisasi 1 miliar dolar AS.

Penurunan itu diperkirakan karena pola musiman yang menurun setelah hari raya dengan penurunan terbesar adalah komoditas kendaraan dan bagiannya sebesar 27,3 persen dan emas/perhiasan turun paling dalam sebesar 39,4 persen.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021