Solok (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solok, Sumbar melakukan kegiatan susur Sungai Batang Lembang untuk mengantisipasi terjadinya bencana hidrometeorologi selama musim hujan di daerah itu.

"Melihat curah hujan yang begitu tinggi sejak beberapa hari terakhir, bahkan berdasarkan perkiraan BMKG curah hujan masih tinggi hingga satu bulan ke depan. Maka dari itu tim BPBD Solok mengadakan kegiatan susur sungai untuk mengantisipasi terjadinya bencana banjir," kata Kalaksa BPBD Kota Solok Ikhlas melalui Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Fera Zuana di Solok, Kamis.

Baca juga: Sebanyak ini dana dianggarkan Kementerian PU untuk normalisasi Sungai Batang Lembang Solok

Ia mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mencari sumbatan-sumbatan sampah dan material di sepanjang aliran Sungai Batang Lembang serta memetakan daerah-daerah yang rawan banjir.

"Setelah dilakukan pemetaan terdapat enam daerah rawan banjir, yakni Kelurahan Koto Panjang, Sembilan Korong, KTK, Simpang Rumbio, Enam Suku, dan Tanah Garam. Karena daerah itu berada di pinggiran Sungai Batang Lembang," ujar dia.

Baca juga: Banjir landa Kabupaten Solok

Setelah dilakukan susur sungai ini, ia berharap ada tindakan dari OPD terkait untuk membersihkan sampah yang tidak sanggup dibersihkan langsung dengan tangan dan butuh alat berat seperti setumpuk bambu di aliran Sungai Batang Lembang.

Selain itu, menurut dia salah satu manfaat kegiatan susur sungai ialah untuk mencegah banjir bandang yang sewaktu-waktu dapat melanda Kota Solok akibat limpahan curah hujan tinggi di kawasan hulu.

“Semoga dengan susur sungai ini, sungai yang ada di Kota Solok akan bersih. Jika turun hujan deras, bisa meminimalkan risiko terjadinya banjir,” ujar dia.

Baca juga: Wisata susur sungai Banjarmasin dibuka dengan protokol kesehatan ketat

Selain melakukan susur sungai, tim BPBD juga memberikan imbauan kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada akan bencana hidrometeorologi. Karena akhir-akhir ini curah hujan yang cukup deras.

Untuk meminimalkan jumlah korban banjir ia merencanakan ke depannya akan membuat pelatihan dan sosialisasi ke masyarakat agar mereka tangguh bencana.

"Seperti masyarakat di Kelurahan Koto Panjang misalnya, mereka sudah tangguh bencana. Karena mereka sudah terbiasa dengan banjir sudah siap dengan segala sesuatunya. Sehingga sedikit yang terdampak, berbeda dengan masyarakat di Kelurahan Sembilan Korong dan KTK," ujar dia.

Baca juga: Susur sungai berpotensi menjadi wisata favorit di Barito Timur

Ia berharap setelah dilakukan sosialisasi nantinya masyarakat menjadi lebih tangguh dalam menghadapi bencana alam dan peduli terhadap lingkungan sekitar serta membuang sampah pada tempatnya.

Selain itu, ia mengatakan saat ini tim BPBD Solok masih kekurangan perlengkapan untuk penanganan banjir seperti perahu. Bahkan jika sekiranya terjadi banjir yang cukup besar di Solok akan membuat tim kewalahan.

"Seperti banjir yang terjadi pada Januari 2021, untung saja ada bantuan dari PMI, organisasi wahana muda Indonesia, Dinsos, sehingga bisa membantu tim BPBD," ujar dia.

Baca juga: Wali Kota Bogor bersama OPD terkait susuri Sungai Ciliwung

Peralatan yang saat ini hanya ada tiga perahu yang merupakan bantuan dari BNPB. "Saat ini yang ada baru tiga, sementara yang dibutuhkan ada enam perahu, satu perahu per kelurahan dan mesin sudah ada sembilan unit," ucap dia.

Ia mengatakan pada anggaran 2022 ke depan BPBD Solok telah menganggarkan penambahan dua perahu lagi.

Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2021