Jakarta (ANTARA) - Masyarakat diimbau untuk tidak berpuas diri terhadap capaian angka vaksinasi COVID-19 sebagai sikap yang tepat di tengah penurunan efektivitas vaksin pada varian tertentu, kata seorang pejabat di Satgas Penanganan COVID-19.

"Dinamika varian virus COVID-19 telah menjadi tantangan bagi kita selama hampir dua tahun terakhir. WHO telah membagi hasil mutasi menjadi dua yaitu variant of concern (VoC) atau varian yang menjadi perhatian dan varian of Interest (VoI) atau varian yang diamati," kata Wiku Adisasmito dalam siaran pers secara virtual yang dipantau dari kanal YouTube BNPB, Kamis.

Wiku mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap VoC karena telah terbukti menunjukkan perubahan karakteristik yang tergolong lebih menular daripada varian original yang pertama ditemukan di Wuhan, China pada 2019.

Sampai hari ini, kata Wiku, telah ditemukan sebanyak tiga dari empat jenis VoC di Indonesia berdasarkan hasil penelitian 2.321 sekuensing yaitu Alfa, Beta dan Delta.

Baca juga: Satgas COVID-19: Virus varian Delta terbanyak ditemukan

Baca juga: Satgas ungkap karakteristik kematian akibat COVID-19 di daerah


"Vaksin yang dikembangkan saat ini pada umumnya menggunakan virus original, sehingga munculnya varian baru berpotensi untuk menurunkan angka efikasi yang telah dikeluarkan," katanya.

Meski menurun, kata Wiku, masyarakat tidak perlu khawatir akan kemampuan vaksin, khususnya terhadap lima jenis vaksin yang telah digunakan di Indonesia, yakni Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna dan Pfizer.

"WHO telah menegaskan bahwa standar vaksin dengan kemampuan membentuk kekebalan yang baik ialah yang memiliki nilai efikasi atau efektivitas di atas 50 persen," ujarnya.

Wiku mengatakan sikap yang tepat dengan adanya penurunan angka efektivitas vaksin setelah adanya varian ini ialah tidak berpuas diri terhadap angka capaian vaksinasi saat ini.

"Baiknya melebihi 70 persen dari populasi agar menjamin kekebalan komunitas secara sempurna terbentuk," katanya.*

Baca juga: Humaniora kemarin, Presiden tinjau vaksinasi-lindungi anak dari rokok

Baca juga: Satgas: Endemi bisa dicapai lewat kolaborasi pemerintah dan masyarakat

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021