Kami mengapresiasi minat para investor yang juga secara tidak langsung turut mendukung untuk menyukseskan penyelesaian pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera
Jakarta (ANTARA) - PT Hutama Karya (Persero) mencatat kelebihan permintaan atau oversubscribed Obligasi II Tahap I Tahun 2021 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2021 sebanyak 3,9 kali.

Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas animo para investor tersebut.

“Kami mengapresiasi minat para investor yang juga secara tidak langsung turut mendukung untuk menyukseskan penyelesaian pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera dan semakin terbukanya akses infrastruktur di Indonesia. Melalui penerbitan obligasi berkelanjutan ini diharapkan dapat memperbaiki struktur permodalan perusahaan untuk mendukung target rencana jangka menengah Pemerintah Indonesia khususnya Proyek Strategis Nasional (PSN),” ujar Budi Harto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.

Sebagai salah satu BUMN dengan 100 persen saham dimiliki pemerintah Indonesia, Hutama Karya mendukung target rencana jangka menengah pemerintah, khususnya dalam memastikan keberhasilan pelaksanaan penugasan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) serta proyek infrastruktur strategis lainnya.

Hutama Karya baru saja menerbitkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi II Tahap I Tahun 2021 senilai Rp1 triliun dengan waktu tenor 3 tahun, 5 tahun dan 7 tahun dengan tingkat kupon masing-masing sebesar 8,25 persen, 8,55 persen dan 9,3 persen dimana efektif per tanggal 7 September 2021.

Pada saat yang bersamaan perseroan juga menerbitkan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2021 sebesar Rp500 miliar dengan waktu tenor 3 tahun, 5 tahun dan 7 tahun dimana memiliki nilai imbal hasil masing-masing sebesar 8,25 persen, 8,55 persen dan 9,3 persen yang juga efektif per 7 September 2021.
Dalam penerbitan obligasi ini, perseroan berhasil mendapatkan kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 3,9 kali.

Penerbitan ini telah mendapatkan rating idA dan idAsy (single A Syariah) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Melalui penerbitan obligasi ini pula perseroan akan melakukan reprofiling pinjaman dari pinjaman jangka pendek menjadi pinjaman jangka panjang.

Dalam 5 tahun terakhir, Hutama Karya mencatat pertumbuhan kinerja yang gemilang dimana hingga Desember 2020, total aset perusahaan sebesar Rp110,98 triliun atau tumbuh sebesar 362 persen dibandingkan tahun 2016.

Lebih lanjut Budi Harto menyampaikan bahwa Hutama Karya senantiasa berusaha untuk melakukan diversifikasi sumber pendanaan eksternal. Selain melalui lembaga keuangan baik bank maupun nonbank yang dimulai dari Penawaran Umum Obligasi I HK Tahun 2013 dan terakhir di bulan Mei 2020, perusahaan berhasil menerbitkan global bonds senilai 600 juta dolar AS dengan 5 kali oversubscribed.

Baca juga: Hutama Karya sebut Jalan Tol Trans Sumatera layak secara ekonomi
Baca juga: Hutama Karya ungkap Bendungan Bendo buka akses pekerjaan
Baca juga: Erick Thohir: PMN 2021 sudah cair Rp6,2 triliun untuk Hutama Karya

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021