Program JKN-KIS tetap menerapkan sistem belanja strategis
Jakarta (ANTARA) - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menyampaikan bahwa program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu mengatakan, Indonesia melalui JKN-KIS berupaya memastikan layanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat tersedia.

Saat membuka kegiatan webinar internasional bekerja sama dengan National Health Service (NHS) Inggris, Universitas Coventry Inggris, dan National Health Security Office (NHSO) Thailand, di Jakarta, Rabu, Ghufron mengatakan, skema pembiayaan yang diadopsi saat ini juga diharapkan dapat menjembatani kebutuhan kesehatan masyarakat dengan ketersediaan anggaran yang dimiliki Pemerintah.

"Kita tidak bisa menutup mata, bahwa kemajuan teknologi kesehatan dan layanan medis terbaru dapat membantu atas pemulihan kesehatan bahkan penyelamatan nyawa individu," katanya.

Baca juga: BPJS Kesehatan luncurkan tiga inovasi dalam layanan kesehatan
Baca juga: Dirut BPJS Kesehatan ajak masyarakat tetap olah raga saat pandemi


Namun, lanjut dia, terhadap nilai dari efektivitas layanan serta kemampuan anggaran yang dimiliki masih menjadi area yang harus didiskusikan bersama. "Semua pemangku kepentingan perlu dilibatkan," ujar Ghufron,

Ghufron mengungkapkan, untuk menjawab isu terkait efektivitas layanan terhadap biaya, Program JKN-KIS mengadopsi sistem pembayaran mulai dari kapitasi, INA-CBG's maupun "fee for service" bagi layanan-layanan tertentu.

"Hal ini menunjukkan, bahwa Program JKN-KIS tetap menerapkan sistem belanja strategis sesuai dengan amanah perundangan yang berlaku," katanya.

Baca juga: BPJS Kesehatan permudah layanan peserta penderita thalassemia
Baca juga: BPJS Kesehatan ubah nomor layanan Care Center menjadi 165


BPJS Kesehatan, lanjut dia, terus mencari sistem yang tepat yang disesuaikan dengan kondisi perkembangan zaman.

"Untuk itu, melalui diskusi antarnegara dalam seminar internasional ini, kita harap dapat menjadi ajang saling berbagi pengetahuan dan pengalaman antar sesama pengelola jaminan kesehatan," katanya.

"Hal ini juga sesuai dengan budaya BPJS Kesehatan yaitu sebagai learning organization, dan diharapkan akan berdampak pada penguatan strategi dan kebijakan dalam Program JKN-KIS ke depannya," ujar Ghufron, yang saat ini juga terpilih menjadi Ketua Komisi Kesehatan atau Technical Commission on Medical Care and Sickness Insurance (TC HEALTH) International Social Security Association (ISSA) Periode 2020-2022, yang beranggotakan 160 negara.

Dalam seminar internasional tersebut, terdapat diskusi bertema "Jaminan Kesehatan" yang membahas tentang tantangan, inovasi serta peningkatan kualitas layanan terutama penyesuaian akibat adanya pandemi COVID-19.

Sebagai pembicara adalah BPJS Kesehatan, National Health Service (NHS) Inggris serta National Health Security Office (NHSO) Thailand, dan dipandu oleh Universitas Conventry Inggris.

Baca juga: BPJS Kesehatan uji coba aplikasi P-Care Vaksinasi Mobile
Baca juga: BPJS Kesehatan perluas jaringan FKTP
Baca juga: Layanan akses kesehatan hanya di ujung jari melalui Mobile JKN

 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021