kegiatan komersial dikelola oleh mitra dengan relasi bisnis yang jelas
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membenahi infrastruktur riset dan inovasi Kebun Raya Bogor untuk mengoptimalkan kebermanfaatannya bagi publik.

"Berdasarkan fungsinya, kebun raya memiliki lima fungsi utama, yaitu konservasi, penelitian, edukasi, wisata, dan jasa lingkungan. Kelima fungsi ini membutuhkan inovasi agar kebermanfaatannya optimal dirasakan publik," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Handoko menuturkan kegiatan komersial di kebun raya sudah ada sejak dulu. Keberadaan kafe, guest house, hotel, fotografi komersil, menandakan bisnis berlangsung, yang sebenarnya sudah tidak asing lagi bagi publik.

"Saat ini seluruh kegiatan komersial dikelola oleh mitra dengan relasi bisnis yang jelas sehingga pendapatan negara lebih optimal, serta pengelolaannya transparan dan akuntabel," ujarnya.

Handoko mengatakan saat ini ada tiga pihak pengelola di dalam kebun raya, yakni Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya untuk unit riset dan periset, Deputi Infrastruktur melalui Direktorat Laboratorium dan Kawasan Sains dan Teknologi BRIN untuk pengelolaan laboratorium riset, dan Deputi Infrastruktur melalui Direktorat Koleksi untuk pemeliharaan koleksi.

Baca juga: Wali Kota Bogor minta wisata malam Kebun Raya dihentikan
Baca juga: BRIN: Kemitraan pengelolaan KRB dukung pencalonan World Heritage


Ia menjelaskan, pembagian pengelola tersebut sebagai upaya untuk menempatkan semua pihak sesuai porsi dan fungsinya, dan memastikan para periset dan unit riset dapat fokus melakukan riset tanpa dibebani pengelolaan infrastruktur secara keseluruhan.

Kebun raya merupakan platform riset untuk botani. Dalam melakukan pemeliharaan platform berupa kebun non koleksi, BRIN menggandeng mitra swasta sebagai operator untuk mengelola kebun di luar area koleksi, serta menjalankan dua fungsi kebun raya, yakni edukasi dan wisata.

Sedangkan fungsi riset konservasi dan botani dilakukan oleh para periset, serta Direktorat Koleksi untuk pemeliharaan koleksi sehari-hari.

Tentang pembangunan di Kebun Raya Bogor, Pelaksana tugas Deputi bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN Yan Rianto mengatakan hingga saat ini tidak ada bangunan tambahan, kecuali rumah anggrek yang sudah direncanakan oleh para periset sejak beberapa tahun sebelumnya, dan dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Bahkan, untuk meningkatkan resapan air, saat ini direncanakan pembongkaran lapangan tenis berbeton dan sebagian bangunan rumah yang dibangun belasan tahun lalu.

Perbaikan dilakukan pada jalan dengan batu gico yang terbentang. Perbaikan tersebut dilakukan karena sudah rusak dan berlubang-lubang.

"Jalanan berbatu Gico ini tidak sepenuhnya peninggalan lama. Jalur ini diperbaiki dan tetap ditampilkan batunya agar memenuhi standar keselamatan pengunjung," ujar Yan.

Baca juga: Kementerian PUPR rampungkan penataan Taman Anggrek Kebun Raya Bogor
Baca juga: Menteri PUPR tekankan kualitas penataan Taman Anggrek Kebun Raya Bogor


Selanjutnya, Yan menuturkan fungsi edukasi dan wisata di Kebun Raya Bogor akan menampilkan inovasi guna menggandeng publik seluas-luasnya agar datang berkunjung ke kebun raya.

Program inovatif yang dinamakan Glow tersebut terinspirasi dari berbagai kebun raya di luar negeri yang mengadakan wisata malam. Beberapa negara sudah lebih dulu memiliki program wisata malam di kebun rayanya.

"Glow juga tidak diselenggarakan setiap hari, saat ini hanya Sabtu dan Minggu, dan ke depan maksimal hanya empat kali dalam satu minggu," tuturnya.

Baca juga: Kebun Raya Bogor diusulkan jadi situs warisan dunia
Baca juga: LIPI: Kebun Raya Bogor tetap jaga fungsi riset dan konservasi
Baca juga: Pemkot Bogor-Kebun Raya perlu ada kerja sama yang harmonisasi

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021