Jakarta (ANTARA) - Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr. Erlina Burhan mengatakan perlu mewaspadai agar varian Mu virus SARS-Cov-2 penyebab COVID-19 tidak masuk ke Indonesia karena saat ini varian tersebut sudah teridentifikasi di Malaysia.

"Varian Mu yang terakhir yang terbaru sudah sampai Malaysia, negara tetangga kita, sudah dekat loh, jangan sampai kayak Delta lagi, dulu sampai India kita tenang-tenang akhirnya masuk, nah ini sudah sampai Malaysia, kita harus antisipasi jangan sampai masuk ke Indonesia," kata Erlina dalam gelar wicara Waspada Mutasi Virus Dengan Protokol Kesehatan di Jakarta, Kamis.

Erlina menuturkan untuk tidak lengah dalam mencegah kasus impor yang membawa varian Mu, agar tidak terjadi lagi sebagaimana Indonesia diserang varian Delta yang pertama kali teridentifikasi di India. Varian Mu pertama kali ditemukan di Kolombia itu dan sudah menyebar hampir ke 40 negara.

Baca juga: Ahli: 98 persen varian Delta penyebab COVID-19 bersirkulasi di dunia

Saat ini, varian Mu masuk dalam kategori variant of interest oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sehingga masih terus dalam pemantauan.

"Varian Mu ini masih belum variant of concern, tapi masih variant of interest, baru menjadi perhatian dan sedang ditelaah," ujarnya.

Erlina menuturkan meskipun ada data menunjukkan kemungkinan potensi penularan Mu cukup tinggi, cukup mudah menular, dan potensi resistensi terhadap vaksinasi, tetapi masih perlu data ilmiah untuk membuktikannya.

Varian yang masuk dalam kategori variants of concern memiliki pengaruh terhadap bahaya penularan yang tinggi, membuat derajat keparahan penyakit lebih berat dan juga berpengaruh terhadap efektivitas vaksinasi.

Varian yang sudah masuk variants of concern adalah Alpha, Beta, Gamma dan Delta. Sementara variants of interest adalah varian Eta, Iota, Kappa, Lambda, dan Mu.

Hingga sekarang, varian Delta masih mendominasi di dunia, dan lebih mengkhawatirkan dibanding varian Mu.

Selain mengantisipasi agar varian MU tidak masuk ke Indonesia, Erlina menuturkan perlu mempertahankan kasus COVID-19 tetap landai dan mencegah pertambahan kasus dengan melakukan upaya pencegahan.

Upaya pencegahan tersebut antara lain protokol kesehatan yang ketat, vaksinasi COVID-19 dan menjaga imunitas tubuh.

"Tugas kita adalah pencegahan supaya kasus jangan banyak, jadi tetap melandai seperti sekarang. Sekarang kan masih dua ribuan kasus, kalau bisa ke depannya seluruh Indonesia di bawah 1.000 atau bahkan di bawah 100 kasus sehingga mungkin dalam kondisi begitu kita suatu saat mungkin bisa lepas dari masker," kata Erlina.

Baca juga: Pakar: Varian Mu miliki potensi hindari kekebalan tubuh
Baca juga: Kemenkes: Terdapat varian baru COVID-19 yang harus diwaspadai

 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021