Jayapura (ANTARA) - Pesenam Agus Adi Prayoko asal Jawa Timur yang memenangi medali emas pada nomor meja lompat senam artistik putra PON XX Papua, mengakui faktor usia berpengaruh besar pada performa atlet di arena senam.

“Yang pasti (di usia 30-an) setelah tampil, itu jelas akan sakit- sakit (badannya) dan tidak bisa dipungkiri,” kata Agus di Istora Papua Bangkit di Kabupaten Jayapura, Selasa.

Untuk menyiasati agar performa di arena senam artistik bisa tetap optimal,  ia menyebutkan faktor asupan gizi, vitamin, serta rutinitas latihan tidak boleh kendor dan harus dijaga dengan ketat.

Di samping itu, atlet yang sudah berumur khususnya di senam artistik lebih baik memilih satu atau dua spesialisasi alat dari seluruh alat yang dipertandingkan dalam senam artistik putra.

“Mungkin dengan pola itu, satu alat bisa (optimal), tapi kalau untuk keseluruhan alat, ya maaf sepertinya gak bisa,” ujar Adi.

Oleh karena itu, saat ini Adi yang sudah berusia 32 tahun memilih untuk fokus mendalami latihan di alat meja lompat (vaulting table).

Pemenang medali perunggu dalam ajang Asian Games 2018 itu pun mengaku menjaga betul performanya sebagai persiapan di laga internasional SEA Games Vietnam.

PON Papua menurut Agus Adi menjadi ajang PON terakhirnya dan ia pun sukses mempersembahkan satu emas untuk provinsi asalnya Jawa Timur.

Baca juga: Raih emas untuk Jatim, Agus Adi jadikan PON Papua laga terakhir
Baca juga: Jatim kuasai medali emas senam artistik meja lompat putra

Baca juga: Para debutan muda di senam artistik putri PON Papua


 

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021