Jakarta (ANTARA) - Ketua Bidang Keuangan dan Perbankan DPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Ajib Hamdani mengatakan kalangan pengusaha sejauh ini masih optimis ekonomi tetap tumbuh saat pandemi COVID-19.

"Dengan jumlah penduduk yang besar seharusnya ekonomi bisa bergerak sepanjang mendapat dukungan semua pihak," kata Ajib saat peluncuran buku berjudul "Setandan Gagasan Dalam Turbulensi Pandemi" di Jakarta, Senin.

Baca juga: Ketua HIPMI DKI harapkan anggota pegang peran penting di pemerintahan

Dalam ekosistem global, Ajib menuturkan seluruh lapisan masyarakat harus memiliki komitmen bangga terhadap produk lokal agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar bagi negara lain.

Namun, Ajib menambahkan perlu menyiapkan fondasi yang lebih kuat agar ekonomi segera tumbuh melalui hilirisasi, investasi, dan ekspor.

"Dengan hilirisasi akan memberi nilai tambah komoditas sekaligus meningkatkan kemampuan pelaku ekonomi. Sedangkan investasi akan memberikan daya ungkit yang lebih besar bagi sektor usaha. Serta ekspor akan memberi dampak kepada keuangan negara," urai Ajib.

Menurut Ajib perlu langkah-langkah kebijakan yang pro UMKM agar sektor ini dapat tumbuh dan berkembang secara alamiah.

Hal lain yang membuat pelaku usaha optimis adalah kemandirian pangan. Dengan jumlah penduduk nomor empat dunia sebanyak 240 juta jiwa maka sektor pangan menjadi isu utama.

"Dengan kemampuan Indonesia memenuhi kebutuhan pangannya sendiri maka akan memutar ekonomi secara luar biasa. Sektor pangan perlu mendapat dukungan dari teknologi dan energi yang ramah lingkungan agar bisa berkesinambungan dalam jangka panjang," jelas Ajib.

Serta hal iain yang penting lainnya yang mengundang optimisme komitmen pemerintah untuk mendorong tumbuhnya iklim kewirausahaan.

"Kebijakan ini sangat penting mengingat rasio pengusaha di Indonesia saat ini baru mencapai 3,47 persen, masih tertinggal dibanding negara tetangga seperti Malaysia sudah 4,74 persen, Thailand 4,26 persen, dan Singapura 8,76 persen.
​​
Baca juga: HIPMI Jaya salurkan bantuan bagi pelaku UMKM di Jakarta Selatan

Terkait buku yang diluncurkan, Aji mengatakan berangkat dari berbagai persoalan yang dihadapi kalangan usaha dan masyarakat di tengah pembatasan sosial akibat pandemi COVID-19.

"Berbagai pembatasan itu tidak hanya memukul masyarakat karena kehilangan mata pencahariannya, pekerja yang terpaksa menganggur, dan pelaku usaha yang tidak mampu lagi beroperasi. Hal ini mendorongnya untuk memberikan pandangan terhadap persoalan yang terjadi," katanya.

Buku, jelas Aji, berisikan perca-perca gagasan dalam menghadapi pandemi yang terbit di media massa lantas dikumpulkan menjadi sebuah buku.

Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo memberikan arahan untuk memperbaiki ekonomi nasional dari dampak tekanan pandemi saat Pidato Kenegaraan dalam Sidang Tahunan MPR, DPR dan DPD RI.

Presiden Jokowi menyebutkan ekonomi tetap dapat tumbuh saat pandemi COVID-19 karena 55 persen ditopang konsumsi nasional.

Pemerintah Indonesia menargetkan investasi Rp900 triliun bahkan Presiden Jokowi 
menyiapkan instrumen pamungkas dengan membentuk Kementerian Investasi (semula BKPM).

Kementerian Investasi dibekali dengan UU 11 Tahun 2020 dengan Cipta Kerja termasuk terobosan kebijakan online single submission (OSS) atau izin usaha terintegrasi secara elektronik.

Berikutnya, Presiden juga mendorong tumbuhnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengacu kepada kontribusi sektor ini terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) mencapai Rp15.434,2 triliun atau 60 persen lebih.

Baca juga: HIPMI Jaya telah vaksin 5.700 warga DKI Jakarta

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021