Kita ingin menjadi high income country, ini tentu harus ada terobosan-terobosan.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mendorong seluruh cendekiawan Buddhis dapat menghasilkan gagasan konstruktif, yang berdasarkan pemahaman keagamaan, untuk kemajuan bangsa.

Wapres Ma’ruf Amin saat menerima audiensi dari Pengurus Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia (KCBI) melalui konferensi video dari kediaman resmi wapres, di Jakarta, Rabu, menyampaikan harapan KCBI ini diperankan secara optimal dan menghasilkan gagasan konstruktif, sebagai bangsa yang majemuk, sebagai bangsa yang ingin maju dengan tantangan yang dihadapi.

Dengan gagasan dari para cendekiawan berbasis keagamaan tersebut, Wapres berharap cita-cita Indonesia menjadi negara dengan masyarakat berpendapatan tinggi menjadi terwujud.

"Kita ingin mengakselerasi supaya kita tidak lagi menjadi middle income country. Kita ingin menjadi high income country, ini tentu harus ada terobosan-terobosan," ujar Wapres.

Wapres mengatakan asosiasi cendekiawan dari berbagai agama, termasuk Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), dapat bekerja sama dan berperan untuk membangun kesejahteraan bangsa.

"Di Islam ada ICMI, di Buddha ada KCBI. Negara memang memerlukan peran itu, peran untuk membangun kesejahteraan, khususnya bagi umat Buddha sendiri dan juga untuk bangsa Indonesia," katanya pula.

Wapres juga berharap kelompok cendekiawan berbasis keagamaan tersebut dapat menjaga persatuan dan kerukunan di Indonesia, serta menjaga toleransi antarumat beragama.

"Jangan sampai ada sekecil apa pun bisa mengganggu kerukunan ini. Nah tugas intelektual cendekiawan menjadi penting dalam rangka merumuskan semua aspek itu," ujarnya.

Dalam kesempatan audiensi virtual tersebut, Wapres diundang untuk menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) KCBI yang akan diselenggarakan 10 November di JIExpo Kemayoran, Jakarta.

Wapres berharap Munas tersebut dapat melahirkan berbagai keputusan yang mendukung kemajuan Indonesia.
Baca juga: Wapres minta cendekiawan luruskan informasi salah tentang COVID-19
Baca juga: Wapres minta ICMI perjuangkan keadilan ekonomi


Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2021