Saya menceritakan banyak hal yang kami kerjakan, seperti hilirisasi minerba, potensi carbon trading, layanan kesehatan, hingga progres pembangunan ibukota negara yang baru
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menerima kunjungan balasan mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Tony Blair di Jakarta, Senin, sebagai tindak lanjut pertemuan mereka beberapa waktu sebelumnya di Inggris.

Dalam unggahan terbaru di akun Instagram @luhut.pandjaitan yang dipantau di Jakarta, Senin, Luhut mengungkapkan sejumlah hal kepada Tony Blair, termasuk menitipkan pesan kepada PM Inggris Boris Johnson soal gugatan Uni Eropa.

"Sebagai calon mitra konstruktif bagi Republik Indonesia, diskusi 60 menit rasanya tidak cukup untuk menjelajahi rasa penasaran beliau (Tony Blair) akan capaian yang sedang dibuat Indonesia saat ini. Saya menceritakan banyak hal yang kami kerjakan, seperti hilirisasi minerba, potensi carbon trading, layanan kesehatan, hingga progres pembangunan ibukota negara yang baru," ungkap Luhut dalam unggahannya.

Baca juga: Luhut: Tenaga kerja tantangan Indonesia lakukan hilirisasi minerba

Luhut mengemukakan kepada Tony Blair bahwa Indonesia punya fokus pada pengelolaan kekayaan alam, dengan tetap mengutamakan prinsip keberlanjutan. Ia pun berharap Tony Blair akan menyampaikan seluruh kabar baik tentang kemajuan Indonesia kepada PM Boris Johnson.

"Saya paham bahwa banyak negara maju terutama di Eropa, belum mengetahui kondisi Indonesia saat ini. Karena itulah saya rasa seringkali muncul pemberitaan atau isu-isu yang tidak sesuai fakta bahkan cenderung diputarbalikkan, khususnya terkait hilirisasi minerba sehingga dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin berusaha mengadu domba baik dari luar maupun dari dalam negeri," imbuhnya.
 
Mantan PM Inggris Tony Blair (kedua kanan) saat disambut Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri menghadap belakang). ANTARA/HO-Instagram @luhut.pandjaitan.


Luhut pun mempertanyakan mengapa Uni Eropa lebih suka mengadukan Indonesia ke WTO, alih-alih membuka peluang kerja sama yang saling menguntungkan.

"Di akhir pertemuan, saya sampaikan kepada Tony Blair untuk menjelaskan apa yang sedang dicapai Indonesia saat ini kepada PM Boris, bahwa kesempatan telah terbuka lebar untuk saling menjalin kerjasama berupa joint investment di beberapa bidang," katanya.

Baca juga: Luhut sebut timah Bangka Belitung jadi incaran dunia

Luhut berharap apa yang Tony Blair dengar mampu mengubah pandangan buruk terhadap Indonesia. Jika dulu Indonesia disebut negara kelas dua, kini negara kaya sumber daya alam itu perlahan berupaya untuk menjadi negara kelas satu bersaing dengan negara-negara maju di dunia.

"Saya berharap apa yang Tony Blair dengar hari ini mampu mengubah pandangan beliau terhadap Indonesia yang dulunya disebut negara kelas dua, saat ini perlahan-lahan sedang berupaya untuk menjadi negara kelas satu bersaing dengan negara-negara maju di dunia," pungkasnya.

Baca juga: Blair sebut pemindahan ibu kota RI bervisi luar biasa

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021