Kami fokus pada strategi penerapan tata kelola yang baik
Jakarta (ANTARA) - PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) meyakini tren akselerasi kinerja perusahaan terjaga hingga akhir tahun ini sehubungan pada kuartal III-2021 mencatat laba sebelum pajak mencapai 95 persen dari target tahun ini.

Direktur Utama PT Jamkrindo Putrama Wahju Setyawan dalam siaran pers di Jakarta, Jumat, menjelaskan kinerja bisnis yang positif tersebut tidak terlepas dari kebijakan perusahaan untuk melakukan konsolidasi bisnis secara prudent untuk menjaga kinerja berkelanjutan.

”Kami fokus pada strategi penerapan tata kelola yang baik, termasuk 4 eyes principles, pengelolaan portofolio secara prudent untuk meningkatkan profitabilitas, memperkuat konsolidasi internal, efisiensi beban usaha, serta meningkatkan kolaborasi sesama anggota holding Indonesia Financial Group,” katanya.

Optimisme tersebut, kata Putrama, juga didasari bahwa kinerja keuangan pada 2020 yang telah selesai diaudit secara transparan dan independen oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis, dan Rekan (Firma anggota jaringan global PwC) dengan opini ”Tanpa Modifikasian”.

Berdasarkan laporan keuangan yang telah diaudit itu, Jamkrindo berhasil membukukan laba sebelum pajak (EBT) 2020 sebesar Rp722,47 miliar, naik 297,75 persen dibanding tahun sebelumnya Rp181,64 miliar.

Laporan keuangan yang telah diaudit tersebut mencerminkan tata kelola keuangan yang baik dan menjadi fondasi yang kuat bagi perusahaan untuk menghasilkan kinerja positif pada tahun-tahun berikutnya. Hal ini selaras dengan tagline holding Indonesia Financial Group (IFG) yaitu prudent, progress, power.

Putrama menjelaskan pada periode hingga Desember 2020 Jamkrindo mencatatkan volume penjaminan sebesar Rp188,61 triliun.

Menurut dia, program pemerintah menjadi motor penggerak penjaminan PT Jamkrindo dengan rincian Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp102,67 triliun dan Kredit Modal Kerja (KMK) dalam rangka program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp8,7 triliun.

Dalam kondisi pandemi, beban klaim tercatat masih terkendali, meskipun mengalami kenaikan dari Rp1,74 triliun pada 2019 menjadi Rp1,83 triliun.

”Di tengah pandemi ini, kami menekankan pada sustainability dan pencadangan yang kuat,” katanya.

Pada 2020, kata Putrama, Jamkrindo meningkatkan pencadangan klaim menjadi sebesar Rp4,18 triliun dari tahun sebelumnya Rp3,57 triliun. Peningkatan cadangan klaim ini merupakan strategi perusahaan untuk memitigasi risiko dan menjaga kinerja perusahaan pada tahun berikutnya. Adapun dari sisi aset, Jamkrindo mencatatkan aset pada 2020 sebesar Rp19,12 triliun, naik 14,03 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp16,77 triliun.

”Dalam clearance meeting audit diungkapkan bahwa penerapan PSAK 71 di perusahaan secara langsung pada tahun efektif dari standar tersebut adalah prestasi yang sangat baik, bahkan dengan opini Tanpa Modifikasian,” kata Putrama.

PT Jamkrindo telah menerapkan PSAK 71 sejak 2020 sebagai bagian upaya perusahaan untuk meningkatkan standar atas pengakuan dan pengukuran instrumen, pencadangan, dan pencatatan aset.

Dalam rangka mitigasi risiko, PT Jamkrindo sejak 2018 juga telah mengubah pencatatan imbal jasa penjaminan (IJP) dari semula cash basis atau pengakuan pendapatan IJP di muka menjadi pencatatan IJP accrual basis atau pencatatan pengakuan IJP dilakukan per bulan selama masa penjaminan secara konsisten hingga saat ini.

PT Jamkrindo merupakan perusahaan penjamin terbesar di Indonesia. Sebagai perusahaan penjaminan kredit, Jamkrindo memiliki berbagai produk, baik produk penjaminan program maupun penjaminan nonprogram. Pada penjaminan program, PT Jamkrindo memiliki produk penjaminan KUR dan penjaminan KMK dalam rangka PEN.

Adapun, untuk penjaminan non-program, produk penjaminannya antara lain penjaminan kredit umum, penjaminan kredit mikro, penjaminan kredit konstruksi dan pengadaan barang/jasa, penjaminan distribusi barang, surety bond, customs bond, dan penjaminan supply chain financing (invoice financing).

Sebagai bagian dari holding IFG, Jamkrindo berkomitmen untuk menghadirkan perubahan di bidang keuangan khususnya penjaminan yang akuntabel, prudent, dan transparan dengan tata kelola perusahaan yang baik dan penuh integritas.

”Kami segenap insan Jamkrindo menjadikan AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) sebagai landasan utama dalam mendukung peningkatan kinerja berkelanjutan,” kata Putrama.

IFG merupakan holding yang dibentuk pemerintah untuk berperan dalam pembangunan nasional melalui pengembangan industri keuangan non bank yang lengkap dan inovatif melalui layanan investasi, perasuransian dan penjaminan.

Baca juga: Anggota DPR: Kehadiran Jamkrindo bisa jadi solusi bagi UMKM
Baca juga: Jamkrindo berbagi pengalaman implementasi KMK PEN di ACSIC 2021
Baca juga: Bangkitkan semangat pemulihan ekonomi, Jamkrindo apresiasi pelaku UMKM

Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021