Jakarta (ANTARA) - Kemunculan varian virus corona baru bernama Omicron tidak mempengaruhi optimisme geliat pariwisata di Indonesia kelak, demikian Ketua Pelatihan Sumber Daya Manusia di Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Alexander Nayoan.

"Tetap positif pariwisata dan bisnis akan meningkat regardless bentuk COVID-nya apa," kata Alexander dalam acara daring, Kamis.

Lewat penerapan protokol kesehatan di seluruh lapisan masyarakat beserta upaya pemerintah mengatasi pandemi COVID-19, dia berharap kemunculan varian Omicron tidak akan membuat situasi tak terkendali. Bilamana ada dampak terhadap pariwisata domestik, dia berharap penurunan yang terjadi takkan signifikan dan tidak memakan waktu lama.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengemukakan sejumlah negara terjangkit varian baru Omicron (B.1.1.529) menerapkan langkah mitigasi beragam pada mobilitas penduduk untuk mengantisipasi lonjakan kasus.

"Sebagian besar negara di dunia, terlebih yang sedang meningkat saat ini segera mengambil langkah antisipasi untuk mencegah varian Omicron ini untuk masuk dan menyebar semakin luas," kata Wiku Adisasmito saat menyampaikan keterangan pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Indonesia yang diikuti dari YouTube BNPB di Jakarta, Selasa.

Varian COVID-19 yang kali pertama dilaporkan berada di Afrika Selatan, Hongkong dan Botswana pada November 2021 itu, kata Wiku, hingga saat ini menjangkit di Italia, Jerman, Belanda, Inggris, Australia, Kanada dan Israel.

Ia mengatakan pemerintah di berbagai negara termasuk Indonesia menyusun pelaku perjalanan, khususnya perjalanan internasional yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari ancaman terpapar atau membawa kasus varian baru ke dalam negeri.

Wiku mengatakan varian Omicron atau merupakan mutasi dari virus COVID-19 yang awalnya ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai Varian Under Monitoring pada 24 November 2021 dan dua hari setelahnya ditetapkan sebagai Varian of Concern (VOC).

Menurut Wiku, WHO menyebutkan bahwa efektivitas vaksin, testing dan obat-obatan saat ini terhadap varian Omicron masih dalam tahap pengkajian lebih lanjut.

"Namun dikatakan bahwa bukti awal menunjukkan mungkin ada peningkatan risiko tertular kembali untuk orang yang sudah pernah mengalami COVID-19 dibandingkan dengan varian lainnya," katanya.

Namun demikian Wiku memastikan informasi terkait hal ini masih sangat terbatas dan masih dalam proses penelitian.


 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021