Terkait dengan kondisi kesehatan warga di tenda darurat, hingga saat ini belum ada laporan terindikasi mengidap penyakit-penyakit yang mengkhawatirkan
Mataram (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menyebutkan, kondisi sebanyak 37 kepala keluarga (KK) atau 142 jiwa korban banjir rob di Lingkungan Bagek Kembar, Kecamatan Sekarbela, yang dievakuasi terus membaik seiring dengan kondisi cuaca yang mulai bersahabat.

"Kalau kondisi cuaca bisa tetap seperti sekarang cerah tanpa hujan, Insya Allah, Kamis (9.12) pagi, 37 KK sudah bisa kembali ke rumah masing-masing," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Mahfuddin Noor di Mataram, Rabu.

Menurutnya, terkait dengan kondisi kesehatan warga di tenda darurat, hingga saat ini belum ada laporan terindikasi mengidap penyakit-penyakit yang mengkhawatirkan. Tapi ketika ada keluhan, tim dari Dinas Kesehatan siap turun melayani warga.

Sementara, lanjut Mahfuddin, untuk layanan dapur umum akan dioperasionalkan sampai nanti malam, sambil melakukan pemantauan dan koordinasi dengan lurah serta camat setempat terhadap kondisi warga.

Artinya, apabila kondisi sudah dinilai memungkinkan kembali ke rumah secara penuh, maka dapur umum dan tenda darurat ditarik sementara. Akan tetapi, tim terpadu satgas bencana siap mendirikan tenda dan dapur umum lagi kapanpun dibutuhkan.

"Meski warga sudah kembali ke rumahnya, tenda dan dapur umum kita tarik, namun pantauan terhadap warga di pesisir tetap kami lakukan secara mandiri ke lokasi," katanya.

Dikatakannya bahwa ketika cuaca ekstrem sepanjang sembilan kilomter garis pantai di Mataram kerap berpotensi terjadi gelombang pasang dan banjir rob hingga masuk ke rumah penduduk.

Ia mengatakan mulai dari Kelurahan Bintaro, Kampung Bugis, Banjar, Penghulu Agung, Bagek Kembar hingga bagian paling selatan yakni Pantai Gading. Dari titik-titik itu, Lingkungan Bagek Kembar menjadi kawasan paling rawan karena rumah warga berada di sempadan pantai sehingga gelombang bisa langsung masuk ke rumah.

"Karena itulah, sejak Minggu malam (5/12) 37 KK tersebut kita evakuasi ke tempat yang lebih aman, dan membuka dapur umum mulai Senin-Rabu (selama tiga hari)," katanya.

Ia mengakui pada Selasa (7/12) warga juga sudah mulai kembali ke rumahnya, untuk melihat dan membersihkan rumah serta perabotan mereka yang separuhnya masuk pasir yang terbawa gelombang.

"Tapi ketika waktu makan, mereka kembali ke tenda darurat karena mereka belum bisa menyiapkan makanan secara mandiri," demikian Mahfuddin Noor .

Baca juga: Sejumlah jalan di Kota Mataram tergenang banjir

Baca juga: Banjir rob di NTB rusak 115 rumah

Baca juga: Personel Kantor SAR Mataram berjibaku evakuasi korban banjir

 

Pewarta: Nirkomala
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021