Jakarta (ANTARA) - Apa jadinya jika dunia ini tanpa listrik? Suasana akan gelap gulita saat malam, tak ada internet, tak ada teknologi digital yang memudahkan pekerjaan, tak ada sosial media yang menjadi sarana hiburan, dan lain sebagainya.

Lalu, apa jadinya bila listrik yang digunakan bersumber dari tenaga yang ramah lingkungan? Kualitas hidup akan meningkat karena udara bersih dari polusi dan alam tetap lestari.

Kondisi itulah yang sekarang ingin diwujudkan oleh perusahaan setrum raksasa pelat merah, PT PLN (Persero), yang terus berusaha meningkatkan porsi energi bersih untuk menerangi Indonesia di tengah masa transisi energi dari fosil menuju era energi bersih.

"Ini tugas khusus, masa transisi ini harus berjalan dengan smooth. Investasi, inovasi, teknologi, dan kolaborasi akan kami galakkan," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo pada awal Desember 2021.

Sejak Januari sampai Juni tahun ini, PLN mencatat angka bauran energi bersih mencapai 13 persen dengan kapasitas mencapai 7,9 gigawatt dari kapasitas total pembangkit yang beroperasi sebanyak 63 gigawatt.

Perseroan berkomitmen untuk mendukung upaya pemerintah dalam mencapai target bauran energi baru terbarukan sebesar 25 persen pada 2025, melalui pengembangan beberapa jenis pembangkit energi bersih yang bersumber dari tenaga air, matahari, panas bumi, bioenergi, dan aneka energi baru terbarukan lainnya.

Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN periode 2021 sampai 2030 yang telah diterbitkan tahun ini, perseroan akan menambah pembangkit baru dengan kapasitas mencapai 40,6 gigawatt.

Dalam peta jalan itu, pembangkit energi bersih akan mendominasi sistem ketenagalistrikan di Indonesia dengan persentase sebesar 51,6 persen. Porsi itu lebih besar dibandingkan dengan penambahan pembangkit fosil yang hanya sebesar 48,4 persen.

Dari target penambahan pembangkit sebesar 40,6 gigawatt dalam waktu sembilan tahun ke depan, kapasitas pembangkit energi bersih mencapai 20,9 gigawatt dan kapasitas pembangkit energi fosil hanya sebesar 19,6 gigawatt.

Rincian tambahan 20,9 gigawatt energi baru terbarukan itu bersumber dari pembangkit listrik tenaga air 10.391 megawatt, pembangkit listrik tenaga panas bumi 3.355 megawatt, pembangkit listrik tenaga surya 4.680 megawatt, pembangkit energi terbarukan lain 1.487 megawatt, dan pembangkit energi terbarukan base load 1.010 megawatt.

PLN menargetkan kapasitas pembangkit listrik di Indonesia bisa mencapai 99,2 gigawatt pada 2030, seiring dengan pertumbuhan instalasi baru 40,6 gigawatt yang mayoritas bersumber dari energi baru terbarukan.

Pada 2030, porsi pembangkit listrik energi baru terbarukan akan mencapai 28,87 gigawatt atau 29 persen dari total kapasitas pembangkit listrik sebesar 99,2 gigawatt.


Potensi lokal

PLN memastikan capaian target penggunaan energi bersih sebagai sumber listrik di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) dengan mengurangi pengoperasian pembangkit listrik tenaga diesel yang beroperasi lebih dari 15 tahun.

Dalam tiga tahun ke depan, perseroan akan mengonversi 5.200 unit pembangkit listrik tenaga diesel ke pembangkit listrik berbasis energi terbarukan di 2.130 lokasi di seluruh Indonesia dengan total konversi mencapai 2 gigawatt.

Strategi dedieselisasi sebagai upaya mewujudkan target bauran energi baru terbarukan sebesar 23 persen pada 2025, mengeksplorasi potensi energi ramah lingkungan, dan menggali potensi energi lokal yang dimiliki oleh masing-masing daerah mulai dari surya, angin, biomassa hingga air.

Pengembangan energi bersih berbasis potensi lokal sekaligus menjawab tantangan Indonesia sebagai negara kepulauan terkait penyediaan listrik. Program desentralisasi pembangkit dapat menciptakan kemandirian energi di tiap-tiap daerah.
Ilustrasi - Pekerja memasang meteran listrik di rumah warga. (ANTARA/HO-PLN)


Program konversi akan dilakukan dalam tiga tahap, yakni tahap pertama dilaksanakan di 200 lokasi pembangkit tenaga diesel dengan kapasitas total 225 megawatt.

Kemudian, tahap kedua akan dilaksanakan dengan kapasitas mencapai 500 megawatt dan tahap ketiga sebesar 1.300 megawatt.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Basilio Dias Araujo mengatakan kebijakan fundamental pembangunan elektrifikasi pedesaan di Indonesia sebagai salah satu program strategis untuk mewujudkan ketahanan energi dan kemakmuran ekonomi di daerah 3T.

Menurutnya, ketersediaan listrik di daerah 3T akan mampu meningkatkan ekonomi lokal karena itu teknologi konversi pembangkit menjadi kunci penting.


Harapan

Dalam upaya mendukung percepatan pengembangan energi bersih di Indonesia sekaligus mewujudkan target netralitas karbon pada 2060, PLN akan berinvestasi sebanyak 500 miliar dolar AS untuk pengembangan proyek pembangkit energi bersih.

Perseroan membuka opsi pendanaan dari berbagai instrumen untuk menangkap peluang investasi proyek energi bersih tersebut.

Pertama, obligasi hijau atau green bonds yang nanti hasilnya akan secara eksklusif diterapkan untuk membiayai kembali proyek yang berdampak jelas terjadap lingkungan.

Kedua, pendanaan social bonds atau obligasi sosial untuk menjalankan proyek-proyek strategis yang berdampak langsung kepada masyarakat dan mitigasi persoalan sosial masyarakat.

Ketiga, pendanaan sustainability bonds atau obligasi berkelanjutan yang penerapannya bisa secara eksklusif diterapkan untuk membiayai kembali kombinasi proyek hijau dan sosial.

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PLN Sinthya Roesly mengatakan opsi pendanaan hijau bukan yang pertama bagi perseroan karena pada Desember 2020 lalu, PLN telah berhasil menerbitkan green loan atau pinjaman hijau senilai 500 juta dolar AS.

Pendanaan ini dimanfaatkan untuk menyelesaikan dua proyek pembangkit listrik tenaga air dan lima proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi.

Bahkan, penerbitan green loan ini dijamin oleh Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA) Bank Dunia sebesar 95 persen dan berlangsung selama lima tahun.

"Kami berkomitmen untuk memanfaatkan pendanaan ini semaksimal mungkin dengan sistem pengawasan berkelanjutan dan juga melakukan pelaporan dana yang diserap secara berkala," jelas Sinthya.
Instalasi pembangkit listrik tenaga surya di Pulau Mesa, Nusa Tenggara Timur. (ANTARA/HO-PLN)


Sepanjang tahun 2022, PLN akan membangun pembangkit energi bersih sebesar 1,1 gigawatt untuk mempercepat transisi energi dan meningkatkan porsi energi bersih dalam bauran energi nasional.

Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN Wiluyo Kusdwiharto mengatakan perseroan memiliki 21 proyek pengembangan energi bersih, diantaranya proyek pembangkit listrik tenaga air atau mini hidro sebesar 490 megawatt yang tersebar di Sumatra, Sulawesi, dan Jawa.

Kemudian, proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi dengan total kapasitas sebesar 195 megawatt, proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga bioenergi sebesar 20 megawatt.

Selain itu, perseroan juga tetap meneruskan proyek konversi pembangkit listrik tenaga diesel ke energi surya sebesar 500 megawatt, termasuk pengembangan pembangkit listrik tenaga angin untuk mendorong penggunaan energi bersih di wilayah kepulauan.

PLTS terapung di Waduk Cirata, Purwakarta, Jawa Barat, menjadi salah satu proyek pengembangan energi bersih yang digarap oleh PLN bekerja sama dengan perusahaan energi bersih asal Abu Dhabi.

Kini PLTS terapung berkapasitas 145 megawatt tersebut akan memasuki tahap konstruksi selama 18 bulan dan ditargetkan beroperasi secara komersial pada November 2022 mendatang.

Proyek yang diperkirakan menelan biaya 145 juta dolar AS tersebut akan menghasilkan 245 gigawatt per tahun yang dapat menerangi sekitar 50 ribu rumah dengan tarif listrik hanya 5,81 sen per kilowatt jam.

Berbagai proyek energi bersih yang dibangun PLN kini dan nanti merupakan wujud komitmen perseroan dalam menyediakan listrik ramah, aman, terjangkau, dan berkelanjutan di Indonesia.


Baca juga: PLN akan bangun pembangkit energi bersih 10,6 gigawatt hingga 2025
Baca juga: Janji Jokowi agar transisi energi bersih bukan hanya retorika
Baca juga: Pertamina targetkan 3,2 gigawatt energi bersih terpasang tahun depan

Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021