Pekanbaru (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya menanam pohon buah di lokasi model Usaha Pelestarian Sumber Daya Alam (UPSA) di Desa Kemang, Pangkalan Kuras, Pelalawan, Provinsi Riau dalam rangkaian kunjungan memeriahkan Hari Ibu ke-93.

UPSA di Desa Kamang, Pelalawan, merupakan satu-satunya UPSA di Riau yang dalam pengerjaannya menggunakan skema kolaborasi antara masyarakat dengan KLHK melalui UPT BPDASHL Indragiri Rokan. Keseluruhan pembiayaan disalurkan melalui rekening kelompok dan dikelola secara penuh oleh KWT Srikandi yang seluruh anggotanya perempuan.

"Selamat Hari Ibu untuk ibu-ibu hebat Indonesia. Apa yang dikerjakan KWT Srikandi ini membuktikan bahwa perempuan juga mengambil peran penting pemulihan lingkungan. Perempuan berdaya, Indonesia Maju," kata Menteri Siti Nurbaya, Rabu.

Baca juga: Kolaborasi semua pihak penting untuk pulihkan lingkungan

Kegiatan UPSA berada di dalam kawasan hutan (lokasi izin perhutanan sosial yang diusulkan oleh masyarakat) dan pada lahan-lahan milik di luar kawasan hutan yang telah mendapat persetujuan dari pemilik lahan.

"Saya berterima kasih pada Bupati Pelalawan Zukri Misran yang mengizinkan lahan miliknya menjadi lokasi pembangunan model UPSA untuk memberikan contoh nyata kepada masyarakat mengenai upaya pelestarian lingkungan dan sumber daya alam serta pemanfaatan lahan tanpa harus menanam sawit," kata Siti.

Dulunya di lokasi ini terdiri atas komoditas sawit dan karet, serta belukar. Kini di lahan seluas 5 hektare ini ditanami tanaman jenis kayu (Ketapang, Kencana dan Gaharu), tanaman MPTS (Jengkol, Petai, Jambu Kristal, Jeruk Lemon, Nangkadak, dan Pinang Batara), serta tanaman semusim dan penutup tanah (sayuran dan rumput Odot).

Teknik konservasi tanah yang diterapkan adalah pembuatan teras bangku dan guludan untuk meminimalisasi erosi permukaan. Ke depannya lokasi ini pun dapat menjadi sarana eko-eduwisata bagi khalayak.

UPSA adalah kegiatan rehabilitasi yang memadukan teknik vegetatif dan sipil teknis dengan memperhatikan kemampuan dan kesesuaian lahan yang bersangkutan. Lokasi kegiatan pembangunan model UPSA berada di lahan kritis yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan bagi aktivitas budi daya terutama melalui pola agroforestry. Pada konteks lebih luas UPSA juga penting sebagai bagian dari mitigasi dampak perubahan iklim.

"Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih pada ibu-Ibu KWT Srikandi Desa Kemang yang mampu melaksanakan dan menyelesaikan pembangunan UPSA Desa Kemang. Juga terima kasih untuk para ibu lainnya yang konsisten menjaga lingkungan. Kita akan terus bersama-sama bekerja dari tapak untuk memulihkan dan melestarikan lingkungan Indonesia tercinta," kata Siti Nurbaya.

Sementara itu, Ketua KWT Purnama Sari mengatakan awalnya mereka ragu untuk mengikuti kegiatan UPSA, namun karena dukungan dari Pemda dan KLHK, mereka pun akhirnya berani untuk mengerjakan lahan seluas 5 hektare.

"Kami yang semula ibu rumah tangga biasa, sekarang jadi semangat ikut menanam buah produktif. Terima kasih dukungan dari KLHK dan Pak Bupati, sehingga kami bisa berdaya dengan ikut kegiatan pemulihan lingkungan ini," kata Purnama Sari.

Baca juga: KLHK lakukan RHL vegetatif seluas 203.386,58 hektare pada 2021

Baca juga: Ini jurus KLHK wujudkan hutan lestari


Upaya RHL di Provinsi Riau salah satu fokusnya di Pelalawan, yakni di kawasan TN Tesso Nilo. Realisasi pemulihan lingkungan di kawasan bekas HPH ini sudah mencapai 3.585 hektare melalui skema RHL dan Rehabilitasi DAS.

Jenis tanaman melalui tanaman kehutanan (Merbau, Suntai, Balam, Seminai, Pulai, dan Kulim) dan tanaman kehidupan (Durian, Jengkol, Cempedak, Petai, dan Nangka). Semua kegiatan melibatkan komponen masyarakat sekitar melalui pola kerja sama kemitraan konservasi, kerja sama dengan 12 KTHK dengan 207 orang anggota.

Ikut dalam kegiatan kunjungan tersebut, Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution, Sekjen KLHK Bambang Hedroyono, Forkompimda, jajaran KLHK, Pemda, dan perwakilan masyarakat.

Pewarta: Frislidia
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021