Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI) mengapresiasi rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan memperluas akses pembiayaan usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) melalui skema pembiayaan alternatif penggalangan dana (securities crowdfunding) di tahun 2022.

Baca juga: Ximivogue ekspansi bisnis "fast fashion retail" di LandX

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan memperluas akses pembiayaan UMKM melalui platform Equity/Securities Crowdfunding yang dinilai memiliki perkembangan pesat untuk menjadi alternatif sumber pendanaan yang cepat, mudah dan murah bagi kalangan generasi muda dan UKM yang belum bankable untuk mengembangkan usaha.

Berdasarkan data yang dihimpun Otoritas Jasa Keuangan (OJK), terdapat peningkatan sebanyak 75 persen dalam jumlah penyelenggara Equity/Securities Crowdfunding.

Calvim Jonathan, Policy Director ALUDI dalam siaran resmi pada Kamis menjelaskan, pada tahun 2020 hanya ada empat penyelenggara dan tahun 2021 terdapat tujuh penyelenggara yaitu Santara, Bizhare, Crowddana, LandX, Fundex, Shafiq, dan Danasaham. Tren investasi melalui platform tersebut juga meningkat sebanyak 319,56 persen, di mana perbandingan jumlah pemodal pada platform itu di tahun 2020 sebanyak 22.341 menjadi 93.733 di tahun 2021.

Baca juga: Platform LandX salurkan urun dana Rp158 miliar untuk UKM

Peningkatan itu dibarengi lahirnya lebih banyak penerbit yang listing bisnisnya melalui skema urun dana. Tercatat sebanyak 193 penerbit berhasil listing pada tujuh platform Equity/Securities Crowdfunding di tahun 2021 yang berarti terdapat peningkatan sebanyak hampir 50 persen dari tahun sebelumnya dan tentunya ini menambah lapangan pekerjaan untuk masyarakat.

Potensi platform ini juga semakin jelas melalui data total dana yang terhimpun sebanyak lebih dari dua kali lipat. Per 31 Desember 2021 total penghimpunan dana melalui Securities Crowdfunding sebanyak 412 miliar yang mana meningkat 115,48% dibandingkan tahun 2020 sebanyak 191,2 miliar.

Dengan dukungan OJK untuk memperluas dan mempercepat pelaku UMKM/UKM mendapatkan akses modal, harapannya pada tahun 2022 industri Securities Crowdfunding dapat terus berkembang pesat dan menjangkau lebih banyak UMKM.

Salah satu Platform Penyelenggara Securities Crowdfunding, Bizhare mengalami pertumbuhan total penyaluran pendanaan sebesar 21 kali lipat dari bulan Mei ke Juli 2021, dimana sektor ritel dan makanan/minuman (F&B) menjadi sektor favorit para pemodal.

“Pertumbuhan total investor kami meningkat hingga 570 persen dari bulan Agustus ke September hingga mencapai 115.000 investor dari seluruh Indonesia, dengan total transaksi investasi sebesar 14,402 transaksi di akhir tahun 2021," kata ungkap Heinrich Vincent selaku Wakil Ketua Umum ALUDI, Founder & CEO Bizhare.

Di tahun 2022, Kevin selaku Founder & CEO Shafiq menargetkan pendanaan sebesar Rp100 Milyar, Agung selaku Wakil Sekretaris Jenderal ALUDI, Founder & CEO Fundex akan fokus menargetkan pertumbuhan 20-40 untuk equity maupun invoice financing.

Hal senada juga disampaikan Crowddana, Landx, Danasaham dan Santara akan terus menambah jumlah UMKM/UKM sehingga Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI) optimistis para platform SCF dapat menyalurkan dana lebih dari 500 miliar rupiah sepanjang tahun 2022, dengan total pendanaan mencapai Rp1 triliun.

"Dengan begitu, tentunya bisa semakin berkontribusi positif bagi para pelaku UMKM dan pemodal, sehingga dapat memajukan ekonomi Indonesia bersama-sama," kata Calvim Jonathan, Policy Director - ALUDI.


Baca juga: Mengenal tekfin "equity crowfunding" untuk pendanaan UKM di Indonesia

Baca juga: Pelaku fintech urun dana sebut minat UKM manfaatkan SCF meningkat

Baca juga: OJK rilis aturan perubahan penyelenggaran layanan urun dana

Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2022