Jakarta (ANTARA) - BUMD DKI Jakarta, Perumda Dharma Jaya berencana mengimpor daging sapi beku sekitar 2.500 ton, terbanyak dari Australia untuk memenuhi kebutuhan warga Ibu KKota dan sekitarnya hingga April 2022 termasuk untuk Lebaran.

"Sekitar 700 ton sebulan," kata Direktur Utama Perumda Dharma Jaya, Raditya Endra Budiman ketika mengikuti rapat terkait pangan dengan Komisi B DPRD DKI di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis.

Menurut dia, impor daging sapi beku didominasi dari Australia dan sebagian kecil lainnya dari Brazil dan India.

Ia memproyeksi aliran masuk daging sapi beku sekitar 700 ton per bulan itu menyesuaikan kebutuhan, yakni untuk peserta Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus sekitar 400 ton dan kebutuhan untuk Dharma Jaya sekitar 200 ton.

Meski pandemi COVID-19 mempengaruhi kinerja rumah potong di Australia yang banyak tidak beroperasi, namun ia memastikan DKI Jakarta sudah mengamankan alokasi daging beku impor tersebut.

Baca juga: Dharma Jaya gaet BorneoFood buka peluang usaha di Kalimantan Timur
Baca juga: Dharma Jaya: Kerja sama sapi dengan NTT kurangi ketergantungan impor
Warga membeli daging di food truck Perumda Dharma Jaya di Kelurahan Utan Kayu Utara, Jakarta, Kamis (18/2/2021). Pemprov DKI Jakarta melalui Perumda Dharma Jaya mengadakan layanan Food Truck Daging Goes to Kelurahan untuk memudahkan masyarakat membeli daging berkualitas dengan harga yang kompetitif dan digelar bertahap di setiap kelurahan wilayah Jakarta Timur hingga 4 Juni 2021. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc
Untuk mengantisipasi kendala impor dari Australia akibat pandemi COVID-19, pihaknya sudah mengajukan permohonan kepada Perum Bulog dan PT Berdikari (Persero) untuk penyaluran daging kerbau dan daging sapi dari Brazil ke DKI.

"Di Australia per hari ini saja sudah banyak rumah potong tutup karena membeludak kasus COVID-19. Hal ini menyebabkan nanti Februari, Maret, April, ada kemungkinan mereka tidak bisa 'deliver' banyak ke negara lain termasuk Indonesia," katanya.

Sementara itu, pasokan sapi lokal dari beberapa daerah di Tanah Air, salah satunya dari Nusa Tenggara Timur (NTT), kata dia, dapat menjadi opsi untuk memenuhi kebutuhan meski hingga saat ini alokasi daging sapi impor masih bisa dipenuhi

Beberapa daerah yang menjadi sumber peternakan sapi dalam negeri juga sudah dilakukan penjajakan di antaranya Jawa Tengah.

"Memang rencana begitu tapi sampai sekarang kami masih bisa dapat (alokasi impor). Jadi belum kami lakukan, tapi nanti seandainya begitu, kami ambil lokal," katanya.

Baca juga: Dharma Jaya targetkan penguasaan pasar daging sapi lima persen
Baca juga: Dharma Jaya catat peningkatan penjualan hewan kurban
Direktur Utama Perumda Dharma Jaya Raditya Endra Budiman saat diwawancarai wartawan ketika mengikuti rapat terkait pangan dengan Komisi B DPRD DKI di Gedung DPRD DKI Jakarta, Kamis (5/1/2022). (ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna)
"Kami sudah mulai mengumpulkan dari NTT, Jawa Tengah sudah mulai masuk, sumber sapi udah kita dekati," katanya.

Sapi hidup dari NTT, kata dia, tak hanya untuk memenuhi kebutuhan di DKI Jakarta, tapi juga untuk dijual kembali ke daerah lain di Sumatera, salah satunya Pekanbaru setelah melalui penggemukan di kandang di Serang, Banten, yang dioperasikan oleh BUMD DKI ini.

Saat ini stok daging sapi yang ada di Dharma Jaya mencapai sekitar 300 ton. Sedangkan kebutuhan daging sapi berdasarkan prognosa per bulan mencapai sekitar 5.600 ton atau per tahun mencapai sekitar 69 ribu ton.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022