Kulon Progo (ANTARA) - Satuan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahad ini, mencatat penambahan kasus harian COVID-19 sebanyak delapan kasus baru, sehingga total selama pandemi sebanyak 22.274 kasus.

Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo Sri Budi Utami di Kulon Progo, Ahad, mengatakan beberapa hari terakhir, di Kulon Progo memang ada kenaikan kasus harian COVID-19, sebanyak tujuh kasus, belum termasuk hari ini yang mengalami penambahan delapan kasus.

"Kalau ditelusuri, kasus ini dampak dari kegiatan Natal dan tahun baru. Jadi ada keluarga yang berkumpul dengan saudaranya yang pulang dari keluar kota. Dengan melihat kasus ini, kami ingin menyampaikan kepada masyarakat bahwa COVID-19 masih ada," kata Sri Budi Utami.

Untuk itu, ia mengingatkan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan kepatuhan terhadap protokol kesehatan harus ditingkatkan lagi.

Baca juga: Dua persen sasaran vaksin anak di Kulon Progo tolak divaksin COVID-19

Baca juga: 10 hari terakhir di Kulon Progo tak ada penambahan pasien COVID-19


Strategi yang dilakukan Dinas Kesehatan tetap mengintensifkan kampanye protokol kesehatan dengan 3M, yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan di air mengalir. Kemudian, dari sisi internal akan melakukan 3T, yakni pemeriksaan dini (testing), pelacakan (tracing) dan perawatan (treatmen).

"Kami berusaha betul melakukan pelacakan. Kami melakukan pemantauan terhadap pelaku perjalan yang sebagian besar negatif, dan dari skrining anak sekolah dan fasilitas keseahatan tetap kami pantau. Kalau ada tanda-tanda yang mengarah ke COVID-19, langsung kami melakukan tes," katanya.

Selain itu, langkah selanjutnya melakukan percepatan vaksinasi kepada seluruh sasaran untuk menangkal penyebaran COVID-19.

Kemudian, warga yang terkonfirmasi COVID-19 dengan telah divaksinasi, maka daya tahan tubuh sudah relatif kuat. "Meski baru mendapat vaksin dosis pertama, diharapkan mampu meningkatkan daya tahan tubuh dan dampak COVID-19 tidak menyebabkan kematian," katanya.

Ketua Gugus Tugas Penanangan COVID-19 Kulon Progo Fajar Gegana mengatakan satgas belum dapat memastikan apakah peningkatan kasus harian COVID-19 disebabkan varian Omicron. Dinkes DIY sendiri melakukan pengambilan sampel warga terkonfirmasi COVID-19 di setiap kabupaten/kota per hari.

Ia juga mengakui protokol kesehatan di masyarakat mulai kendor, sehingga berpotensi menyebabkan penyebaran COVID-19. Untuk itu, pihaknya akan kembali memperketat protokol kesehatan masyarakat.

"Kami melihat kasus kenaikan ini apakah disebabkan di wilayah Kulon Progo atau daerah lain. Kalau konfirmasi COVID-19 disebabkan kontak dengan warga lokal, artinya masih varian delta. Tapi kalau mereka habis berpergian dan menyebar ke lingkungan keluarga secara cepat perlu kami waspadai," katanya.

Fajar juga mengakui Balai Besar Veteriner Wates belum mampu mendeteksi kasus COVID-19 varian Omicron. Sejauh ini, yang memiliki alat lengkap hanya RSA UGM. Ia juga berharap peningkatan kasus COVID-19 di Kulon Progo dalam beberapa hari terakhir bukan disebabkan oleh Omicron.

"Semoga saja bukan Omicron," ujarnya.*

Baca juga: Vaksinasi anak 6-11 tahun di Kulon Progo capai 77,75 persen

Baca juga: Kulon Progo akan terapkan vaksinasi dari rumah ke rumah pada awal 2022

Pewarta: Sutarmi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022