Jakarta (ANTARA) - Logam mulia emas dinilai masih tetap menjadi instrumen investasi yang menarik pada tahun 2022, meskipun diperkirakan akan ada hambatan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS.

"Investasi emas akan lebih kompetitif, selain karena perkiraan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS, juga pengaruh dari pemulihan ekonomi dunia yang bisa membuat harga emas tertahan," kata analis Ariston Chendra dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Meski demikian tambah Ariston, investasi emas di dalam negeri masih akan melesat seperti yang dialami investor pada logam mulia Antam.

Baca juga: Bappebti terbitkan izin emas digital pertama untuk Treasury

"Sepanjang 2021 harga emas Antam mengalami pelemahan mengikuti emas dunia, tetapi di tahun ini investor ritel optimis emas akan kembali melesat terutama emas Antam," ujarnya.

Terlebih lagi mengawali tahun 2022, harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam mengalami kenaikan yang cukup tajam.

Menurut situs resmi milik PT Antam, harga emas batangan ukuran 1 gram Rp945.000 pada awal tahun 2022 (3 Januari) naik Rp7.000/gram atau 0,75 persen dibanding akhir 2021 sebesar Rp938.000 per gram.

Ia menjelaskan, banyak lembaga investasi memproyeksikan harga emas dunia akan berada di kisaran 1.800 dolar AS/troy ounce hingga 2.000 dolar AS/troy ounce di tahun 2022. Faktor utama yang menggerakkan emas masih suku bunga di AS.

"Emas masih tetap menguat dalam dua hari perdagangan terakhir meski bank sentral AS (The Fed) diperkirakan akan menaikkan suku bunga di bulan Maret 2022," ujar Ariston.

Kenaikan suku bunga bisa memberikan dampak negatif terhadap emas, tetapi spekulasi kenaikan di kurang dari 3 bulan ke depan belum mampu membuat harga emas tertekan.

Baca juga: Emas digital miliki prospek investasi yang baik

Ini bisa menjadi kabar baik, yang bisa menjadi sinyal emas akan kuat menahan kenaikan suku bunga dan melaju di tahun 2022.

"Melihat adanya kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga 2-3 kali. Untuk 2022, emas masih terlihat akan terus menarik, karena sifat emas yang merupakan aset berisiko kecil dan juga sebagai alternatif investasi," ujarnya.

Menurut dia, di 2022 harapan pasar terhadap The Fed terlihat cukup tinggi, dengan penyelesaian stimulus akan berjalan lebih cepat ditambah dengan perubahan suku bunga hingga 3 kali sampai akhir tahun 2022.

"Aset emas, pergerakan harganya akan menjadi lebih menarik baik bagi para pencari harga emas murah maupun bagi para pelaku pasar yang memanfaatkan fluktuasi harga," kata Ariston.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022