Sydney (ANTARA) - Penutupan bandara dan terputusnya jalur komunikasi menghambat upaya internasional untuk membantu Tonga yang terhantam tsunami karena letusan gunung berapi.

Menteri urusan Pasifik Australia Zed Seselja mengatakan para pejabat Tonga berencana mengevakuasi warga dari pulau-pulau terluar.

"Mereka sangat sulit melakukannya, kami tahu, dengan banyaknya rumah yang hancur diterjang tsunami," kata Seselja.

Erupsi gunung berapi Hunga-Tonga-Hunga-Ha'apai di Cincin Api Pasifik yang masih aktif menimbulkan gelombang tsunami di Samudra Pasifik dan letusannya terdengar hingga sejauh 2.300 km di Selandia Baru.

Negara kepulauan Pasifik Selatan itu masih terisolasi dari dunia luar sejak erupsi merusak jalur utama kabel komunikasi bawah laut.

Belum ada laporan resmi tentang korban luka-luka atau kematian. Jaringan telepon dan internet sangat terbatas dan daerah-daerah pantai masih belum diakses.

"Kami belum punya informasi lagi yang menunjukkan… jumlah korban… informasinya masih relatif setengah-setengah," kata Seselja dalam acara TV Nine's Today pada Selasa.

"Prioritas sekarang adalah mengirim bantuan ke Tonga, dan kendala terbesar saat ini… adalah bandara. Masih banyak abu (vulkanik di sana)," kata dia.

Bandara di Tonga kemungkinan baru bisa dibuka pada Rabu, katanya.

Sumber: Reuters
Baca juga: Akibat erupsi dan tsunami, pulau utama Tonga alami kerusakan besar
Baca juga: Australia kirim pesawat ke Tonga, pantau dampak tsunami
Baca juga: Kemlu: Tidak ada WNI jadi korban tsunami Tonga

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022