Tokyo (ANTARA) - Jepang dapat membuka pencatatan perusahaan cek kosong tetapi dengan perlindungannya sendiri bagi investor, kata kepala bursa Tokyo, ketika pemerintah berjuang untuk menumbuhkan perusahaan-perusahaan rintisan sebagai cara untuk merevitalisasi perusahaan di ekonomi terbesar ketiga di dunia itu.

Bursa Efek Tokyo (TSE) telah membentuk kelompok studi untuk membahas kemungkinan mengizinkan SPAC, atau perusahaan akuisisi tujuan khusus. Kendaraan untuk mengumpulkan uang dalam penawaran umum perdana (IPO), menaruhnya dalam sebuah trust dan kemudian bertujuan untuk merger dengan perusahaan swasta dan membawanya ke publik.

"Saya pikir itu mungkin untuk memperkenalkan skema pencatatan SPAC (di Jepang)," kata Hiromi Yamaji kepada Reuters dalam sebuah wawancara.

Baca juga: Indeks Nikkei melambung dari terendah 5 bulan, terkerek saham Sony

"Tetapi kami memerlukan aturan kami sendiri untuk melindungi investor," katanya, seraya menambahkan bahwa rezim SPAC gaya AS tidak akan berfungsi di Jepang karena terbatasnya kumpulan investor yang bersedia mengambil risiko di perusahaan rintisan.

Saingan pusat keuangan Asia Singapura dan Hong Kong baru-baru ini membuka pencatatan SPAC, meskipun laju peningkatan modal melalui SPAC di AS telah gagal sebagian karena tindakan keras peraturan.

Yamaji mengatakan bagaimana melibatkan investor institusional dalam kerangka kerja SPAC akan menjadi kunci untuk membuatnya bekerja di Jepang. Kelompok studi TSE kemungkinan akan menyusun laporan dalam beberapa bulan untuk mengakhiri diskusi saat ini, katanya.

Baca juga: Saham Jepang tergelincir, terseret kekhawatiran Omicron dan SoftBank

Dari perspektif start-up, akan lebih baik untuk memiliki rute penggalangan dana yang terdiversifikasi termasuk SPAC, kata Yamaji.

TSE, yang dimiliki oleh Japan Exchange Group Inc, membahas skema SPAC potensial pada tahun 2008, tetapi menyimpulkan pada saat itu bahwa akan ada sedikit permintaan untuk kendaraan semacam itu di Jepang.

Pembicaraan SPAC dihidupkan kembali tahun lalu karena pemerintah menempatkan dukungan untuk start-up sebagai salah satu inisiatif kebijakan untuk mempromosikan inovasi.

Jepang memiliki kurang dari selusin unicorn - perusahaan rintisan dengan valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS - sebagian karena relaksasi kriteria pencatatan dari bagian pasar berkembang bursa Tokyo memungkinkan perusahaan rintisan untuk go public pada tahap awal mereka.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2022