Jakarta (ANTARA) - Koordinator Staf Khusus Presiden Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Ari Dwipayana mengajak masyarakat untuk menjaga dan merawat sungai sebagai upaya melestarikan air secara komprehensif dalam menghadapi ancaman krisis air bersih.

"Saat ini, upaya pelestarian air secara komprehensif dan terintegrasi dari hulu, tengah, hingga hilir sangat dibutuhkan," kata Ari dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Ari menekankan empat agenda yang perlu memperoleh perhatian dari masyarakat. Agenda pertama adalah eksplorasi, pengayaan, dan konsolidasi dalam aspek ekoteologi atau yang dikenal dengan aspek Toya Tattwa oleh masyarakat Bali.

Agenda selanjutnya adalah pengembangan sains dan teknologi tentang air berbasis kearifan lokal. Selanjutnya, adalah agenda mengenai penguatan politik kebijakan yang berkesadaran ekologis dan efektif dijalankan oleh masyarakat agar dapat tersampaikan dengan baik.

Lebih lanjut, agenda yang terakhir adalah pembangunan gerakan kesadaran melalui edukasi dan awig-awig atau hukum yang berlaku berdasarkan tradisi sehingga menjadi perilaku etik sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat.

"Keempat agenda tersebut harus menjadi agenda yang kita perjuangkan bersama," ucap Ari.

Baca juga: ACT Sumut bangun sumur wakaf atasi krisis air bersih di Deli Serdang

Baca juga: Kodam Udayana pasang ratusan kilometer pipa air di NTT


Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam dialog virtual “Dharma Panuntun” yang diselenggarakan pada Rabu (19/1), yang merupakan salah satu kegiatan dari rangkaian acara Sastra Saraswati Sewana II.

Dalam kesempatan yang sama, Tokoh Agama Hindu Ida Pedanda Gede Wayahan Wanasari mengatakan bahwa filosofi air sesungguhnya tidak sesederhana yang dipikirkan selama ini.

Secara spiritual, ia menegaskan bahwa keadaan air yang mengalir bagi umat Hindu sangatlah disucikan sehingga orang tidak boleh membuang kotoran, buang air kecil, bahkan meludah di sungai.

"Jika air rusak apalagi teracuni, maka kehidupan juga akan rusak," ungkap Ida Pedanda Wanasari.

Senada dengan itu, pakar lontar dan sastra Jawa Kuno Sugi Lanus juga menekankan pentingnya menjaga air yang memiliki peran yang luar biasa secara teologis, sosiologis maupun ekologis.

Sugi Lanus juga menggarisbawahi bahwa di antara naskah warisan leluhur Nusantara, setidaknya ada 20 naskah yang secara spesifik membahas air. Terdapat naskah yang menyebutkan bahwa air terwujud sebagai konteks jalinan keindahan dan air sebagai variabel penting dalam inspirasi dan kedamaian yang memperteguh sang kawi.

"Koridor berpikir dan bertindak kita adalah pemuliaan air," ujarnya.

Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2022