Badung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, dalam waktu dekat segera Pembangkit Listrik Tenaga Hidro Statis (PLTHS) yang merupakan energi terbarukan dan ramah lingkungan.

"Bagaimanapun juga saat ini kebutuhan listrik di Bali masih dipenuhi dari pembangkit listrik di Paiton. Sebaiknya Bali mandiri energi. Mungkin ada suatu teknologi terbarukan yang bisa membantu Bali," Sekretaris Daerah Badung I Wayan Adi Arnawa dalam keterangannya di Mangupura, Kamis.

Baca juga: PLN bangun 21 SPKLU untuk mobil listrik KTT G20 di Bali

Ia berharap PLTHS bisa diujicoba dan dibuatkan percontohan dulu di kawasan Pusat Pemerintahan Badung yang setiap bulannya menghabiskan dana sekitar Rp600 juta untuk biaya pemakaian listrik.

"Ini dicoba untuk menyuplai listrik di area pusat pemerintahan dulu, apabila setengah saja kebutuhan listrik yang kami butuhkan nisa terpenuhi, berarti energi ini terbukti. Kami di Badung sangat membutuhkan ini karena eco friendly dan sangat efisien," katanya.

Sekda Adi Arnawa menjelaskan nantinya Badung bisa menjadi pilot project PLTHS sepanjang energi Pembangkit Listrik Tenaga Hidro Statis mampu menjawab kebutuhan energi listrik agar Badung bisa mandiri dengan teknologi baru itu.

Selain itu, Pemkab Badung juga akan melakukan rapat internal untuk menjawab pembangkit listrik tenaga terbaru tersebut. Pihaknya juga akan menjadwalkan tim untuk turun melihat demonstrasi produk di kawasan Pecatu, Badung.

"Karena kami sangat membutuhkan energi ini, mudah-mudahan ini bisa jalan sesuai harapan. Silahkan teman-teman tim mengkaji dan kami sikapi pembangunan yang nanti direncanakan berada di Ungasan," ucapnya.

Sementara itu, Perwakilan Hydrodynamic Energy Conversion Technology (HYGEN STG) Hendarto menjelaskan pihaknya menjamin energi PLTHS tersebut ramah lingkungan, murah dan bisa di bangun dimana saja.

Baca juga: TPA di Bekasi bisa jadi pembangkit listrik seperti di Badung Bali

Baca juga: Pemkab Badung siapkan pengolahan sampah dengan teknologi RDF


Menurutnya, Pembangkit Listrik Tenaga Hidro Statis juga tidak menggunakan bio solar yang bahannya dari fosil, karena menghasilkan residu dan merusak alam.

"Semoga teknologi yang kami bawa ini bisa menghasilkan kemandirian energi untuk Badung, bahkan Bali. Saat ini Bali masih bergantung kepada Paiton dan ke depan kita bangun ini agar Bali tidak lagi bergantung. Kalau kami bangun lebih banyak titik, efisiennya akan sangat maksimal dan menghemat biaya," kata Hendarto.

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022