Kami harap kesepakatan dapat terjalin antarinstansi, yakni BP Batam dan perusahaan Denmark, sebagai upaya untuk mempererat kerja sama bilateral kedua negara.
Batam (ANTARA) - Pelaku usaha dan industri dari Denmark menjajaki potensi investasi di Kawasan Perdagangan Bebas Pelabuhan Bebas Batam, Kepulauan Riau, khususnya sektor energi, lingkungan, dan "green port".

"Kami harap kesepakatan dapat terjalin antarinstansi, yakni BP Batam dan perusahaan Denmark, sebagai upaya untuk mempererat kerja sama bilateral kedua negara," kata Wakil Kepala Misi Kedutaan Besar Denmark Soren Bindesboll dalam webinar bersama Badan Pengusahaan Batam, sebagaimana keterangan yang diterima di Batam, Jumat.

Ia mengatakan potensi kerja sama bisnis di sektor energi, lingkungan, dan "green port" mampu menjadi langkah awal mengeksplorasi berbagai peluang bisnis dan kemitraan di Indonesia untuk perusahaan Denmark.

Green Port adalah pelabuhan berkelanjutan yang mengintegrasikan aspek kelestarian lingkungan, konservasi energi, pembangunan masyarakat, dan kepentingan ekonomi dari pelabuhan itu sendiri.

Baca juga: Airlangga tekankan daya saing optimalkan investasi kawasan industri

Denmark merupakan negara maju di Benua Eropa dengan sistem perekonomian modern dan berteknologi tinggi, yang mendalami bidang energi terbarukan.

"Fokus pembahasan webinar hari ini ada di tiga sektor, yaitu energi, lingkungan, dan green port. Tentunya ketiga sektor ini berkontribusi pada percepatan lingkungan, energi terbarukan, dan berkelanjutan praktik bisnis di Indonesia," kata dia.

Dalam webinar, BP Batam mempresentasikan proyek dan peluang investasi di KPBPB Batam kepada perusahaan Denmark untuk lebih mendorong kerja sama komersial Indonesia-Denmark.

Webinar juga digelar sebagai tindak lanjut kunjungan perwakilan Kedutaan Besar Denmark untuk Indonesia ke BP Batam pada akhir Desember 2021.

Wakil Kepala BP Batam Purwiyanto meyakinkan, pihaknya memiliki fasilitas pendukung kegiatan investasi pada energi, lingkungan dan "green port".

Baca juga: Bahlil targetkan investasi mangkrak Rp708 triliun selesai tahun ini

Ia menjelaskan, dari sisi energi, infrastruktur listrik di Batam telah mencapai total kapasitas yang melebihi kebutuhan 473 MW, dengan beberapa jenis pembangkit listrik, antara lain tenaga diesel, tenaga gas serta tenaga uap untuk tujuan rumah tangga dan komersil.

Lalu dari sisi lingkungan, kebutuhan air bersih di Batam dipasok untuk industri dan rumah tangga, dengan tujuh waduk dan dua waduk lainnya yang sedang tahap pembangunan.

BP Batam juga telah membangun empat Sediment Trap Trash Rack (STTR), alat untuk menyaring sampah sehingga air baku yang akan masuk ke waduk sudah dalam kondisi bersih dan aliran air menjadi lancar.

Pihaknya juga meningkatkan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di beberapa perumahan di Batam, berikut dengan Sambungan Rumah (SR) ke septic tank yang akan dikerjakan setelah pipa utama selesai.

"Untuk untuk 'Smart and Green Port', BP Batam juga sudah menyiapkan fasilitas yang dibutuhkan. Beberapa hari yang lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Maritim dan Investasi RI Bapak Luhut Binsar Panjaitan, juga sudah hadir di Batam untuk menyaksikan dan mendorong tercapainya pembangunan Smart and Green Port," kata dia.
 

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022