Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Pilot Garuda (APG) memastikan rencananya untuk melakukan aksi mogok terbang pada Kamis (27/7) sebagai wujud protes terhadap kesalahan manajemen (mismanagement) yang mengakibatkan terjadinya kesenjangan penghasilan pilot lokal dengan pilot asing berstatus kontrak dalam beberapa bulan terakhir.

"Tekad kami tetap satu, solid, tetapi mogok sesuai rencana kami, mulai Kamis pukul 00.01 WIB," kata Presiden APG, Captain Stephanus G. Rahadi saat dihubungi pukul 19.45 WIB, di Jakarta, Rabu malam.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Freddy Numberi optimis dan percaya diri bahwa rencana mogok tersebut tidak akan terjadi karena aksi itu hanya dimotori oleh sebagian kecil pilot yang dinilai mungkin memiliki masalah pribadi dengan jajaran manajemen.

"Dipastikan tidak ada mogok, saya sudah cek Dirut Garuda sudah dicek hasil pembicaraan pilot nasional banyak yang mengatakan tidak bisa mogok terjadi," katanya.

Freddy menduga mereka yang akan melakukan aksi mogok mengalami masalah pribadi sehingga kalau pun ada mogok, dipastikan hanya segelintir saja. "Penerbangan tetap jalan itu yang penting," jelas Freddy.

Sementara itu, Capt Stefanus sebelumnya juga enggan merinci jumlah pasti yang akan melakukan mogok, Kamis (27/7). "Total pilot anggota APG adalah 500 lebih dari 800 lebih pilot di Garuda," katanya.

Stefanus menilai, manajemen Garuda saat ini sudah sangat arogan karena pada beberapa kali kesempatan untuk melakukan pertemuan sangat sulit ditemui secara sendiri. "Kami ingin didengar seperti anak kepada bapaknya, bukan dengan jajaran direksi lainnya," katanya.

Ia juga menegaskan, aksi mogok bukanlah masalah permainan adu kuat antara manajemen dengan APG. "Kami jangan dipecah belah dengan mengatakan APG hanya segelintir dari pilot Garuda. Anggota APG ada 500 orang lebih dan semua solid untuk menjalankan aksi mogok esok hari," tegasnya.

Ia juga mengingatkan, manajemen Garuda harus belajar dari kesalahan pada 2007 karena saat itu, perusahaan kehilangan 200 penerbang karena tidak puas dengan kinerja manajemen.

"Pak Emirsyah kita minta kelegawaan hatinya untuk duduk bersama. Ini masalah komunikasi yang timpang dan harus diselesaikan. Jangan pandang kami sebagai alat produksi saja karena pilot Garuda, saat ini kondisi bebannya berlebih dan ini berpotensi mengancam keselamatan penerbangan," katanya.


Pelecehan

Kuasa hukum APG, Adnan Buyung Nasution menilai tawaran dari manajemen melalui dua opsi bagi APG merupakan satu pelecehan karena tidak memandang masa bakti dari para penerbang ke perusahaan.

"Bagi saya opsi menawarkan kontrak itu pelecehan. Para pilot ini membangun perusahaan bersama-sama. aksi mogok ini juga koreksi dari kesalahan manajemen yang dilakukan oleh para direksi. Seharusnya mereka ini diajak berbicara dengan melepaskan arogansi," katanya.

Sebelumnya, Direktur Operasi Garuda, Capt Ari Sapari, kepada APG, manajemen menawarkan dua opsi yakni pertama, penghasilannya disetarakan dengan pilot asing, tetapi statusnya jadi kontrak dan kedua, mengevaluasi secara menyeluruh rencana ekspansi Garuda sehingga karir dan penghasilan pilot tak berkembang.

Sekjen Serikat karyawan Garuda Ahmad Irvan mendukung langkah yang dilakukan oleh APG. "Ini hanya puncak gunung es karena kesalahan manajemen dan arogansi kekuasaan semata," katanya.

Ia juga menilai, penyebab kunci persoalan antara karyawan dan manajemen selama ini karena Perjanjian Kerja Bersama (PKB) sejak 2007 belum diperbaharui.

Ketua ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) Zainudin Malik juga mendukung aksi dari APG. "Kami mendukung, tetapi anggota diharapkan tetap masuk bekerja dan menjalankan fungsinya secara profesional," katanya.

Sebelumnya, PT Garuda Indonesia Tbk sebagaimana disampaikan Direktur Operasi, Ari Sapari menjamin layanan penerbangannya ke pelanggan tak akan terganggu meskipun ada ancaman aksi mogok pilot, Kamis (27/7).

"Kami jamin penerbangan Garuda akan lancar esok hari. Hal ini karena manajemen telah menyiapkan sejumlah langkah antisipasi untuk menghadapi aksi yang diwacanakan oleh para pilot yang tergabung dalam APG," katanya.

Dijelaskannya, Garuda telah menyiapkan para penerbang yang selama ini bertugas sebagai instruktur dan para penerbang yang duduk sebagai struktural dalam manajemen perusahaan untuk melaksanakan penerbangan pada Kamis (28/7).

Selain itu, Garuda juga telah menyiapkan akomodasi bagi para penerbang di hotel-hotel terdekat di area bandara Soekarno-Hatta untuk "standby", apabila sewaktu-waktu diperlukan untuk menerbangkan pesawat.

"Sehari itu Garuda mempunyai 365 penerbangan, sebanyak 154 diantaranya dari Jakarta. Untuk Kamis (28/7) ada 230 pilot dijadwalkan akan terbang. Saat ini kami sudah recall para pilot yang akan terbang dan mengkonfirmasi akan menjalankan tugasnya besok," katanya.

Total pilot Garuda selama ini 864 orang dengan pilot siap operasi sebanyak 230 orang, sisanya sedang menjalani pelatihan dan cek kesehatan dan lainnya.

Dari 23O pilot itu, sebanyak 43 merupakan pilot kontrak dan 34 di antaranya adalah pilot asing.

"Sebanyak 36 orang pilot kontrak segera berakhir masa kontraknya pada 2011 dan sisanya tujuh orang, selesai Februari 2011," katanya. (*)
(T.E008/S006)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011