Jakarta (ANTARA News) - Martin Apfel, petinggi General Motors Thailand, belum lama ini menyambut kunjungan 30 wartawan ASEAN di pabriknya.

Apfel tentunya punya kesempatan untuk mengawali sambutan dengan bicara panjang lebar soal teknis pabrik tersebut, tapi dia memilih untuk menuturkan pengalaman anak buahnya  saat banjir melanda "ibu kota negeri gajah putih" itu.

"Inilah saat pembentukan karakter bagi kami," kata Apfel yang menjabat Presiden GM Thailand and Chevrolet Sales Thailand.

Pabrik-pabrik General Motors terletak di Rayong, sekitar 2 jam berkendara dari Bangkok dan jauh dari banjir. Meski pabrik itu tak kena banjir, sebagian karyawan justru terlibat untuk membantu penanggulangan banjir di Bangkok.

Apfel mencontohkan, salah satu pabrik mereka yaitu pabrik mesin duramax diesel baru beberapa bulan lalu diresmikan dan ada 500 karyawan di pabrik itu. Bencana banjir di Bangkok membuat  150 karyawan di antaranya bekerja untuk membantu masyarakat yang terkena banjir.

General Motors Thailand bahkan membentuk crisis center untuk mengerahkan bantuan kepada masyarakat dan pemasok-pemasok mereka.  

"Yang paling Ironis, saat banjir justru yang paling anda butuhkan adalah air," katanya. Di Bangkok, air kemasan sangatlah langka karena pasokan terhenti akibat banjir, demikian pula pabrik-pabrik air mineral tak berproduksi karena terendam.

Para karyawan General Motors yang tidak berada di pabrik melakukan kerja seperti memasok air bersih untuk warga.  Armada bus tersedia kapanpun ada warga yang memerlukan evakuasi.

Seorang karyawan dengan spontan merancang "toilet banjir", jamban bergerak di atas air. "Begitu diuji coba ternyata berfungsi, segera kami buat beberapa dan langsung dipergunakan warga," kata  Apfel. Dia mengenakan seragam pakaian berkerah dengan lengan pendek, sama seperti semua anak buahnya.

Apfel sebelumnya adalah Executive Director of Global Manufacturing Strategy and Planning di General Motors dan memulai kariernya  dari Adam Opel, salah satu merek  yang dimiliki General Motors.

Menurut Apfel, tawaran bantuan juga mengalir dari berbagai perusahaan General Motors di berbagai negara. Jejaring sosial menjadi alat komunikasi yang sangat berguna untuk mengetahui perkembangan terbaru dari para anak buah yang berada di lokasi banjir.

"Para karyawan terus melaporkan situasi terakhir dan yang mereka lakukan. Saya jadi bangga sebagai anggota tim ini," kata Apfel yang berkebangsaan Jerman tersebut. Total ada 3.500 pekerja GM Thailand yang semuanya di bawah kepemimpinan Apfel.

Warisan semangat
Banjir di Thailand datang bersamaan ketika General Motors di seluruh dunia memperingati  100 tahun Chevrolet, salah satu merek keluarga besar mereka. Di Asia Tenggara, General Motors menamakan semua produk mereka dengan merek Chevrolet.

Chevrolet  adalah merek yang diambil dari nama Louis Chevrolet,   pembalap tenar awal abad 20 di Amerika Serikat sekaligus perancang kendaraan. Louis lahir di Swiss dan besar di Prancis sebelum berimigrasi ke Amerika Serikat.

Pendiri General Motors, Williams C. Durant melihat peluang untuk menggunakan nama tenar pembalap tersebut.  Durant membujuk Louis untuk membangun merek Chevrolet, dan pada 3 November 1911 lahirlah merek tersebut. Louis yang merancang badan serta mesin kendaraan pertama merek tersebut.

Mobil pertama bermesin 6 silinder itu tidak terlalu laku, bukan karena kualitasnya tapi harganya yang lebih mahal dibandingkan merek yang paling berkuasa saat itu, Ford model "T".

Menurut penelusuran New York Times,  Louis keluar dari perkongsian itu pada September 1913. Salah satu penyebabnya, Durant meminta Louis untuk membuat model yang lebih murah agar bisa bersaing dengan Ford, tapi Louis menolak namanya diasosiasikan dengan kendaraan murah. Dia memilih untuk menjual sahamnya di Chevrolet kepada Durant.

Durant melanjutkan merek Chevrolet. Model yang tadinya berjuluk jenis "C", diganti dengan jenis "D" dengan pilihan 8 silinder atau 4 silinder yang akhirnya mengalahkan penjualan Ford. Sejak itu Chevrolet menjadi ikon Amerika Serikat dengan berbagai model.

Bagaimana dengan Louis? dia bersama saudaranya, Gaston dan Arthur terus menekuni dunia otomotif dan balap.

Louis kehilangan saudaranya, Gaston yang tewas saat balap.  Louis dan Arthur kemudian bekerja sama dengan Glenn L Martin dan membentuk Martin Marietta atau yang sekarang disebut Lockheed Martin.

Sepanjang petualangannya berkarya di dunia mesin bermotor, Chevrolet bersaudara tak pernah lama dalam bermitra dan akhirnya meninggal tahun 1941 di Detroit. Saat itu dia sudah tak punya harta dan terlupakan.

Di sisi lain, merek Chevrolet terus berkembang dan budaya pop  menggunakannya  untuk menggambarkan semangat dan jiwa  Amerika Serikat.

Tahun 2003, GM mencatat ada 200 lagu yang menyebut Chevrolet, mulai dari Beach Boys ("Nothing can touch my 409") dan "American Pie" dari Don McLean. Belum lagi film-film yang menggunakan Chevy. Elvis Presley saat tampil di layar lebar paling terkenal dengan chevy Corvette.

Merek Chevrolet juga turut mengantarkan General Motors kini menjadi salah satu perusahaan otomotif terbesar. GM yang bermarkas di Detroit, Amerika Serikat, kini memiliki 208 ribu karyawan dengan pabrik tersebar di 30 negara dan pemasaran di 130 negara. GM memiliki merek Buick, Cadillac, Chevrolet, GMC, Daewoo, Holden, Isuzu, Opel, Vauxhall, Baojun, Wuling, Jiefang.

Manufaktur regional
Di Indonesia, GM pada pertengahan dasawarsa 90-an hadir lewat merek Opel dan meluncurkan sedan Optima dan Vectra, MPV Zavira serta SUV Blazer. Seiring reorganisasi GM, merek Opel di Indonesia diganti dengan Chevrolet.

Di lain pihak, negara tetangga kita, Thailand, dipilih General Motors atau Chevrolet sebagai basis manufaktur regional. Di tahun itu juga pabrik manufaktur seharga 750 juta dolar AS dibangun di provinsi Rayong.

Perkembangan GM di Asia Tenggara mengharuskan perusahaan itu pada tahun 2006 memperluas area produksi sekaligus mendirikan fasilitas pengecatan.

Bersamaan dengan suasana menyambut 100 tahun Chevrolet, belum lama ini General Motors melahirkan pick-up Chevrolet  All New Colorado dan Thailand dipilih menjadi tempat kelahiran kendaraan angkut itu.

"Negeri terbesar untuk pick-up di dunia adalah Thailand. Itu alasan kami memproduksi pick-up di negara ini," kata Apfel.

Kendaraan itu akan dibuat di berbagai pabrik GM di dunia dan akan dijual secara global di 60 negara termasuk Amerika Serikat.

GM menginvestasikan 200 juta dolar untuk membuat pabrik mesin All New Colorado. Pabrik itu berada di sebelah pabrik-pabrik lainnya milik GM.

Pabrik tersebut memproduksi mesin Duramax diesel 2.500 cc dan 2.800 cc. Mesin yang dihasilkan adalah dari "global supply chain" yaitu pasokan dari 92 pabrik di 17 negara, terbanyak dari Thailand yaitu 25 pemasok.

Lalu kenapa namanya Colorado, salah satu wilayah di Amerika Serikat, dan bukan nama yang lebih global atau lokal di negara masing-masing?

"Nama ini dipilih karena ingin mewariskan semangat Chevrolet yang punya sejarah 100 tahun untuk truk. Nama ini yang kami anggap paling cocok," kata chief engineer Colorado, Roberto Rempel.
(A038)






Pewarta: Aditia Maruli Radja
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011