Baghdad (ANTARA News) - Wakil Presiden AS Joe Biden tiba di Baghdad dalam kunjungan mendadak Selasa, dimana ia dijadwalkan akan bertemu dengan para pejabat tinggi Irak, sewaktu pasukan Amerika meninggalkan Irak menjelang batas waktu akhir tahun.

Di bandara, Biden disambut oleh Duta Besar AS James Jeffrey dan Jenderal Lloyd Austin, komandan pasukan Amerika Serikat - Irak (USF-I), kata fotografer AFP.

Ia kemudian menaiki sebuah helikopter menuju kedubes AS di Baghdad, kata seorang wartawan yang ikut dengannya.

Kunjungan Biden berlangsung setelah tujuh hari berdarah di Irak, dimana paling sedikit 61 orang tewas dalam suatu gelombang serangan.

Gedung Putih mengatakan bahwa saat berada di Irak, "wakil presiden bersama akan memimpin sebuah pertemuan Komite Koordinasi Tinggi AS-Irak. Ia juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Nuri al-Maliki, Presiden Jalal Talabani, (dan) Juru bicara Osama al-Nujaifi."

"Wakil presiden juga akan berpartisipasi dalam, dan memberi komentar pada, sebuah even untuk mengenang pengorbanan dan pencapaian pasukan AS dan Irak."

Ini merupakan kunjungan kedelapan Biden ke Irak sejak terpilih sebagai wakil presiden.

Kunjungan Biden sebelumnya tidak pernah diumumkan oleh Gedung Putih, namun ia telah ditunjuk menjadi orang yang bertanggung jawab oleh Presiden AS Barack Obama untuk mengawasi penarikan semua pasukan AS dari negara itu sebelum akhir tahun ini.

Kunjungannya ke Irak akan diikuti dengan lawatan ke Turki dan Yunani, dimana ia akan menekan para pemimpin mengenai keprihatinan AS di Timur Tengah, termasuk penindasan di Suriah, dan di Eropa, di tengah kekhawatiran krisis utang zona euro.

Menurut jadwalnya yang dipublikasikan, even Biden berikutnya sesudah Irak mulai di Ankara Jumat, ketika dia dijadwalkan akan bertemu dengan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Abdullah Gul.

Setelah Turki, Biden akan pergi ke Athena Senin untuk pembicaraan dengan para pejabat dan pemimpin partai Yunani.

Obama pada 21 Oktober mengumumkan bahwa pasukan AS akan meninggalkan Irak sebelum akhir 2011, mengakhiri perang hampir sembilan tahun yang telah mengakibatkan ribuan pasukan AS dan puluhan ribu orang Irak tewas, dan menghabiskan biaya ratusan miliar dolar.

Sekitar 13.800 pasukan AS masih berada di negara itu, dan tujuh pangkalan AS masih harus diserahkan, menurut juru bicara USF-I Mayor Jenderal Jeffrey Buchanan. (K004)

Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011