Apa benar gempa di pedalaman Kalsel itu karena pengaruh gempa yang terjadi di Selata Makassar?"
Banjarmasin (ANTARA News) - Pemerintah daerah diminta menyelidiki penyebab dugaan "gempa" yang menghebohkan masyarakat di pedalaman Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.

Permintaan itu disampaikan Wakil Ketua DPRD Kalsel Fathurrahman, di Banjarmasin, Selasa, sehubungan masih simpang siurnya dugaan gempa yang pertama kali terjadi di daerah hulu sungai atau kawasan Benua Enam itu.

Menurut anggota Fraksi PPP itu, ada yang menduga terjadinya gempa di pedalaman Kalsel bagian utara tersebut merupakan dampak dari kegiatan pertambangan batu bara.

Selain itu, penggunaan alat peledak skala besar untuk melakukan penambangan batu bara yang dilakukan perusahaan pemegang PKP2B, sehingga menimbulkan getaran atau goncangan yang cukup keras.

Mengenai gempa yang terjadi di daerah Balangan dan Tabalong sebagai imbas dari gempa di Selat Makassar, wakil rakyat dari PPP itu, hanya tersenyum dan tak banyak komentar.

"Apa benar gempa di pedalaman Kalsel itu karena pengaruh gempa yang terjadi di Selata Makassar?" tanya pimpinan termuda DPRD tingkat provinsi tersebut.

"Sebab, masyarakat Kabupaten Kotabaru, Kalsel yang berbatasan langsung dengan Selat Makassar, tidak merasakan getaran atau goncangan dari dampak gempa tersebut," lanjutnya.

Namun, menurut wakil rakyat yang menyandang gelar sarjana pendidikan Islam itu, kalau gempa di Balangan atau Tabalong karena dampak pertambangan batu bara, maka perlu pengaturan kembali.

Begitu pula kalau gempa itu, karena ledakan skala besar untuk kegiatan pertambangan, juga perlu pengaturan khusus agar tidak menimbulkan dampak negatif yang tak diinginkan bersama, demikian Fathurrahman.

Sementara, Nasrullah AR, anggota DPRD Kalsel asal daerah pemilihan V yang meliputi Kabupaten Hulu Sungai Utara, Balangan dan Kabupaten Tabalong, meminta, perusahaan pertambangan batu bara tersebut ditutup saja, kalau menjadi penyebab gempa.
(KR-SHN/M019)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012