Tripoli (ANTARA News) - Jumlah orang yang tewas karena meminum minuman keras buatan sendiri meningkat hingga sedikitnya 60 jiwa.Selain itu, lebih dari 700 orang lainnya harus mendapat perawatan, kata beberapa pejabat Libya Selasa.

Reuters mengutip para pejabat yang mengatakan sejumlah orang ditangkap karena menjual minuman jenis beracun itu secara ilegal.

Konsumsi dan penjualan alkohol dilarang di negara Afrika Utara itu tapi tak sulit menemukannya di pasar gelap.

Ketika berbicara dalam jumpa pers Selasa, Menteri Kesehatan Nurideen Doghman mengatakan 60 orang meninggal karena meminum minuman keras buatan sendiri, yang dikenal dengan nama Boukha yang mengandung methanol.

"Ada lebih 709 kasus terkait minuman beralkohol yang beracun," katanya.

Dalam satu jumpa pers kemudian, perwira keamanan Tripoli Kolonel Mahmoud Sharif mengatakan 79 orang meninggal.

"Di antara mereka terdapat 10 perempuan, warga Libya dan warga dari negara-negara Arab lainnya," katanya.

"Enam orang telah ditahan dan petugas keamanan sedang menyelidiki kasus ini. Dua lainnya diduga kabur tapi nama mereka telah diberikan ke petugas di perbatasan," katanya.

Pada Senin, kementerian itu mengatakan pihaknya mendata 51 orang meninggal dan 378 kasus keracunan. Sebagian besar kematian tercatat di Tripoli.

Pejabat-pejabat kementerian itu mengatakan beberapa pasien harus dibawa ke rumah sakit di luar Tripoli karena jumlah korban meningkat begitu cepat dan klinik-klinik di ibu kota itu tak bisa menampung.

Libya mengalami peningkatan signifikan dalam peredaran alkohol dan obat terlarang sejak perang 2011 yang menggulingkan Muammar Gaddafi.

(M016)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013