Batam (ANTARA News) - Badan Pengusahaan (BP) Batam menandatangani kerja sama pengalokasian lahan seluas 62 hektare dengan PT Indonesia Aero Maintenance yang akan membangun maintenance repair and overhaul (MRO) pesawat di Bandara Internasional Hang Nadim, Rabu di Jakarta.

Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Humas BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho mengatakan penandatanganan dilakukan oleh Anggota 1 Deputi Bidang Pengusahaan Sarana BP Batam, I Wayan Subawa dengan Direktur PT Indonesia Aero Maintenance Christoper Radhakharisnan disaksikan salah seorang pendiri perusahaan yang juga mantan Presiden RI BJ Habibie dan Ketua BP Batam Mustofa Widjaya.

"Tahap pertama akan di alokasikan seluas 62 hektare dan pembangunannya direncanakan mulai September 2013 dan akan beroperasi sekitar September 2015," kata Djoko di Batam.

Ia mengatakan, nilai investasi oleh perusahaan tersebut mencapai sekitar 200 juta dolar AS dan akan menyerap sekitar 4.000 tenaga kerja.

Pembangunan MRO tersebut untuk melakukan perbaikan pesawat maskapai nasional yang selama ini sekitar 70 persen masih dilakukan di luar negeri.

"Jika MRO tersebut beroperasi, maka seluruh pesawat maskapai nasional bisa dirawat dan diperbaiki di Batam," kata Djoko.

Djoko juga mengatakan, saat ini Lion Grup juga tengah membangun MRO dengan lahan seluas 16 hektare di Bandara Internasional Hang Nadim Batam dengan investasi sebesar Rp3,5 triliun.

Ia mengatakan, Lion Grup menanamkan investasi sebesar Rp500 miliar untuk membangun hanggar tahap pertama yang mampu menampung 12 pesawat jenis Boeing 737 atau Airbus A320. Sementara hanggar dua, akan mampu menampung 16 pesawat sejenis dengan investasi sekitar Rp3 triliun.

Selain untuk membangun hanggar yang akan mampu memuat 28 pesawat, kata dia, Lion Grup juga akan membangun "engine shop" dan komponen shop untuk seluruh pesawat.

"Secara keseluruhan BP Batam mengalokasikan lahan sekitar 150 hektare di Bandara Internasional Hang Nadim untuk MRO yang letaknya berada pada sisi kiri bandara," katanya.

Djoko mengatakan, status kawasan perdagangan bebas (free trade zone/FTZ) dengan segala kemudahan yang diberikan menjadi salah satu pertimbangan utama bagi investor untuk berinvestasi di Batam.

Pewarta: Larno
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013